Masyarakat Gunung Kidul keluhkan serangan hama tikus

id hama tikus

Masyarakat Gunung Kidul keluhkan serangan hama tikus

Ilustrasi (Foto antaranews.com) (antaranews.com)

Gunung Kidul (Antara Jogja) - Masyarakat Dusun Regedek, Tepus, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengeluhkan serangan hama tikus yang menyerang hasil panen berupa kacang tanah dan kedelai.

Dwijo Prayitno, warga setempat, di Gunung Kidul, mengatakan bahwa pihaknya kewalahan memburu tikus.

"Serangan sudah dalam beberapa hari terakhir, binatang pengerat itu memakan hasil panen kami," kata Dwijo.

Ia mengatakan bahwa tikus menyerang tanaman kacang, jagung, dan padi milik warga. Bahkan, kalau ditotal sudah menghabiskan hasil panen sekitar 30 persen.

"Saat dijemur atau disimpan hasil panenan selalu dimakan tikus. Saat ini sudah 30 persen penen milik saya habis dimakan tikus," katanya.

Sementara itu, Dukuh Regedek Agus Satmoko mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan berbagai cara untuk mengusir tikus, mulai dari lem, jebakan, hingga racun. Namun, masih saja menyerang.

"Tikus sulit diberantas, terlebih pada malam hari banyak tikus yang masuk ke rumah. Kalau hasil panen pertanian tidak dijaga, bisa-bisa semuanya habis dimakan tikus," ujarnya.

Ia menegaskan, "Kami sangat kewalahan dengan kondisi ini. Kami berharap pemerintah merespons kasus ini."

Sementara itu, Wakil Bupati Gunung Kidul Immawan Wahyudi berjanji akan segera menindaklanjuti keluhan warga.

"Dinas terkait akan segera�memberikan solusi sehingga kerugian warga�dapat ditekan," katanya.

Selain itu, Immawan bersama masyarakat sejak pagi langsung mencari tikus di rumah dan tegalan milik warga.

"Kami berharap serangan tikus bisa dikurangi sehingga tidak merugikan masyarakat," katanya.

Selain akan berkoordinasi dengan pihak terkait, dia juga memberikan bantuan uang untuk membeli perlengkapan berburu tikus.

Wakil Bupati Gunung Kidul berharap agar masyarakat menggalakkan program gropyokan sehingga bisa mengurangi populasi tikus.

"Kami berharap masyarakat menggalakkan gropyokan supaya populasi tikus tidak berkembang," katanya.

(KR-STR)