Ade raih emas berkat didikan keras ayah

id ski air

Ade raih emas berkat didikan keras ayah

Ade Hermana (Foto Istimewa)

Singapura (Antara Jogja) - Atlet ski air putra Persatuan Ski Air dan Wakeboard Indonesia Ade Hermana masih terngiang akan didikan keras sang ayah sekaligus pelatihnya Nasir Kadir saat dia dijemur di tengah danau pada usia lima tahun.

"Iya, saya tentu mengingat itu. Pengalaman itu menjadi bekal mental bagi saya," kata Ade setelah meraih medali emas bagi kontingen Indonesia dalam perlombaan ski air nomor lompatan putra SEA Games 2015 di Waduk Bedok Singapura, Sabtu.

Pada usia lima tahun, Nasir sempat membawa Ade ke tengah danau saat matahari bersinar terik. Ade hanya dibekali jangkar dan pelampung kemudian ditinggal sendiri di tengah-tengah danau oleh ayahnya.

"Saat itu, saya merasa takut, kesal, dan marah tapi semua itu menjadi bekal pengalaman bagi saya," kata Ade yang meraih jarak lompatan 46,9 meter di Waduk Bedok.

Catatan jarak itu sekaligus menempatkan Ade di atas perolehan jarak sang kakak, Febrianto, sejauh 33,9 meter pada nomor perlombaan yang sama.

Nasir Kadir mengakui perlombaan nomor lompat cabang ski air lebih membutuhkan kekuatan mental selain kemampuan teknik.

"Saya selalu memotivasi Ade agar jangan memikirkan apapun saat akan melompat. Saya meminta mereka agar berpikir senang terlebih dahulu," kata Nasir.

Nasir mengaku selalu membawa Ade bersama Febrianto saat menjadi pelatih ski air di Ambon. "Febrianto saat itu masih duduk di kelas 5 Sekolah Dasar. Ade masih berusia lima tahun dan masih takut dengan air," kata purnawirawan TNI Angkatan Laut itu.

Akibat didikan mental di tengah danau itu, Nasir mengatakan Ade menjadi takut jika diajak berlatih ski air. "Dia lari kalau melihat air danau," kata Nasir.

Namun, atlet pelatda DKI Jakarta itu menyatakan buah didikan keras sang ayang menjadi bekal mental kuat baginya dan membawanya untuk tetap fokus sebelum melakukan lompatan.

"Saya tidak mau melihat hasil lompatan lawan karena hanya akan melunturkan semangat. Saya fokus dengan diri sendiri dan berusaha untuk tetap melompat dengan selamat," kata mahasiswa jurusan Manajemen Universitas Trisakti Jakarta itu.

Ade mampu meraih jarak terjauh setelah melakukan dua kali teknik lompatan dobel cut pada lompatan kedua dan ketiga. "Jika mencari kecepatan maka jarak dengan perahu harus semakin lebar," kata Ade menjelaskan teknik lompatannya.

(I026)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024