Tokoh lintas agama doa bersama di Boko

id doa bersama

Tokoh lintas agama doa bersama di Boko

Candi Boko (Foto antaranews.com)

Jogja (Antara Jogja) - Sejumlah tokoh lintas agama seperti Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan aliran kepercayaan berdoa bersama di pelataran Candi Boko, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (1/7) malam.

"Doa bersama untuk persatuan bangsa dan negara Indonesia itu merupakan rangkaian dari pentas tari dan musik bertajuk Abhati. Doa bersama itu didasari cinta," kata Executive Producer Abhati, Era Soekamto di sela kegiatan.
 
Menurut dia, cinta adalah segalanya, cinta mampu menjadi pemersatu perbedaan yang dimiliki manusia. Cinta juga yang membuat warisan budaya Indonesia bisa terjaga dan beriringan dengan keberagaman agama.
 
"Atas dasar itu, sekelompok pekerja seni mengusung Abhati sebagai tema pagelaran tari dan musik dalam sebagai perwujudan cinta yang mampu mengalahkan hasrat kekuasaan dengan 'setting' kisah cinta Rakai Pikatan sebagai Raja Wangsa Syailendra dengan Pramodawardhani dari Wangsa Sanjaya," katanya.

Ia mengatakan persatuan Rakai Pikatan dan Pramodawardhani mengesampingkan perseteruan dan perbedaan yang terjadi pada masa itu.

"Kisah cinta Rakai Pikatan dan Pramodawardhanimenginspirasi dibangunnya candi-candi yang kini menjadi mahakarya arsitektur Indonesia. Hal ini yang coba kami angkat dalam pentas Abhati," katanya.
 
Menurut dia, pentas yang melibatkan 13 penari, 20 musikus, dan 10 mocopatan dari Institut Seni Indonesia (ISI) Solo itu memadukan agama dan budaya dalam satu pertunjukan seni yang epik.
 
"Pentas yang disutradarai Rama Soeprapto bersama Wasi Bantolo sebagai kareografer dan Rahayu Supanggah sebagai komposer itu juga sebagai bentuk pelestarian warisan budaya Indonesia," katanya.
 
Ia mengatakan pentas itu juga sebagai usaha untuk mengenalkan khasanah kekayaan cerita-cerita yang berlatar belakang sejarah di Indonesia kepada masyarakat secara luas. Kisah cinta Rakai Pikatan dan Pramodawardhani diharapkan dapat menginspirasi masyarakat Indonesia.
 
"Cinta antarsesama manusia harus terus dijaga dan dijalin erat demi persatuan di negeri tercinta ini," kata Era.

Menurut dia, ke depan diharapkan bisa dihasilkan lebih banyak karya serupa Abhati sehingga ragam kekayaan budaya, sejarah, dan kisah-kisah masyarakat Indonesia dapat terus menginspirasi khususnya bagi masyarakat Indonesia.
 
"Oleh karena itu, kami akan hadir untuk kedua kali pada September 2015," kata Era.
 
Rama Soeprapto mengatakan doa universal yang dipersembahkan para tokoh agama sengaja digelar dalam pentas tersebut.

"Persatuan dari tokoh-tokoh lintas agama itu menjadi peran penting dalam mempersatukan bangsa Indonesia," kata Rama.

Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024