BPBD Bantul belum terima permohonan droping air

id bpbd

BPBD Bantul belum terima permohonan droping air

Kepala BPBD Bantul Dwi Daryanto (Foto Antara/Sidik)

Bantul (Antara Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, hingga kini belum menerima permohonan permintaan droping air bersih dari masyarakat yang wilayahnya kekeringan karena musim kemarau.

"Antisipasi kekeringan di wilayah Bantul saat kemarau sudah disiapkan, salah satunya koordinasi dengan desa, dan sampai saat ini belum ada permohonan permintaan droping air," kata Kepala BPBD Bantul Dwi Daryanto di Bantul, Sabtu.

Menurut dia, selama musim kemarau 2015 di beberapa wilayah Bantul berpotensi kekeringan atau kesulitan air bersih, terutama masyarakat yang berada di daerah perbukitan seperti wilayah Kecamatan Imogiri, Dlingo dan sebagian Piyungan serta Kasihan.

Ia mengatakan dalam persiapan menghadapi kekeringan dampak kemarau yang terjadi tahunan itu, selain berkoordinasi dengan desa, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan stakeholder terkait untuk melakukan droping air bersih.

"Terkait dengan potensi kekeringan di wilayah Bantul, kami sudah antisipasi dengan bekerja sama dengan swasta maupun lembaga perbankan mengenai droping air, karena pengalaman tahun sebelumnya mereka rutin droping air," katanya.

Namun demikian, kata dia, mekanisme droping air ke wilayah yang dilanda kesulitan air harus melalui prosedur yakni permohonan masyarakatnya yang diketahui kepala desa setempat, sebab hal itu yang menjadi dasar lembaganya dalam memberi bantuan.

"Kami juga menyarankan agar masyarakat (yang kesulitan air) menyiapkan tempat penampungan air yang mudah dijangkau tanki air, sehingga setelah itu proses bisa lancar dan bisa distribusikan ke rumah masing-masing," kata Dwi Daryanto.

Sementara itu, menurut dia, berdasarkan informasi perkiraan cuaca dari BMKG Yogyakarta musim kemarau 2015 diperkirakan terjadi pada Juni sampai September 2015, dengan temperatur suhu pada siang hari tergolong panas, sehingga warga perlu waspadai dampaknya.

"Perubahan iklim yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir menjadikan musim kemarau waktunya relatif pendek, tetapi cukup ekstrem, karena dari sisi temperatur udara cukup signifikan, ini yang perlu diwaspadai," katanya.

(KR-HRI)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024