PSSI ungkap sosok pelaku pengaturan skor

id pssi ungkap sosok

PSSI ungkap sosok pelaku pengaturan skor

Ilustrasi (Foto antaranews.com)

Jakarta (Antara Jogja) - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia mengungkap sosok Nasiruddin, WNI yang terlibat pengaturan skor (match fixing) pada SEA Games 2015 di Singapura.

Menurut keterangan yang diberitakan tim media PSSI di Jakarta, Rabu, Nasiruddin merupakan sosok yang akrab dengan persepakbolaan Indonesia. Pria 52 tahun itu diketahui merupakan mantan wasit Indonesia dari unifikasi PSSI 17 Maret 2013 saat PSSI dipimpin oleh Djohar Arifin Husin.

Keterlibatan Nasiruddin dalam praktik "match fixing" pada SEA Games 2015 ternyata bukan yang pertama kalinya, karena pada SEA Games 1997 dia juga terbukti melakukan tindakan serupa.

Kasus tersebut juga menyeret nama Djafar Umar yang saat itu menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi Wasit PSSI pada tahun 1998 yang terbukti menerima suap dan dilarang aktif di sepak bola selama 20 tahun.

Nasiruddin pernah dihukum larangan berkecimpung dalam sepak bola Indonesia selama 10 tahun dan ironisnya, "Sang Mantan Wasit" itu kini terjerat kasus yang sama dan oleh pengadilan Singapura divonis 30 bulan penjara.

Juru bicara PSSI Tommy Welly mengaku senang mendengar kabar tersebut. Menurut dia, tindakan Biro Investigasi Praktik Korupsi Singapura (CPIB) yang membongkar kasus pengaturan skor yang dilakukan Nasiruddin, sejalan dengan visi dan misi PSSI di bawah kepemimpinan La Nyalla Mahmud Mattalitti saat ini.

PSSI, kata dia, selalu bersemangat membasmi para mafia pengaturan skor yang mencederai nilai "fair play" dalam sepak bola.

"Kami PSSI juga sudah bekerja sama dengan interpol untuk memerangi (mafia bola) ini. PSSI yang ada sekarang adalah PSSI antimafia, PSSI yang juga sangat mendukung penangkapan di Singapura ini. Babat habis para oknum perusak sepak bola," katanya.

Tommy mengapresiasi ketegasan aparat Singapura dengan langsung menindak, mengeksekusi, dan menjatuhkan hukuman bagi oknum pelaku pengaturan skor tanpa berlama-lama membiarkan hal tersebut menjadi isu yang merebak di masyarakat.

"Ini baru namanya tindakan nyata, tangkap, eksekusi, terbukti. Tidak perlu malah dijadikan isu, pengalihan isu bahkan fitnah yang diapungkan menjadi opini masyarakat," ujarnya.

Pertanda bahwa Nasiruddin sebelumnya pernah melakukan praktik pengaturan skor juga dibenarkan oleh Direktur Hukum PSSI Aristo Pangaribuan.

"Soal kasus Nasiruddin, ya, memang pernah. Namun tidak sampai ke tahap penyelidikan tindak pidana pengaturan skor, karena tidak ada delik aduan. Memang, ada indikasi ke arah pengaturan skor, tapi tidak cukup bukti untuk dilaporkan ke polisi," kata Aristo.

Kasus yang menjerat Nasiruddin terjadi saat pertandingan babak penyisihan SEA Games 2015 di Singapura antara Malaysia dengan Timor Leste.  
   
Nasiruddin bersekongkol dengan dua orang lainnya untuk menyuap direktur teknik tim Timor Leste Orlando Marques Henriques Mendes, agar timnya kalah dari Malaysia dan menawarkan suap sebesar 11 ribu dolar AS.

Dia juga bekerja sama dengan anggota-anggota tim Timor Leste dalam pengaturan skor itu. Pada pertandingan yang berlangsung 30 Mei itu akhirnya Malaysia menang 1-0 atas Timor Leste.

"Singapura tidak memberi toleransi pada korupsi, dan pengaturan skor dalam bentuk apa pun tidak akan dimaafkan," demikian pernyataan CPIB seperti diberitakan AFP.

Kasus mantan wasit Indonesia yang divonis bersalah oleh pengadilan Singapura itu menambah daftar panjang permasalahan sepak bola Indonesia mengingat Indonesia saat ini masih mendapatkan sanksi dari FIFA.

(Y013)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024