Kulon Progo (Antara Jogja) - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsudin mensinyalir peristiwa Tolikara, Papua, diciptakan oleh pihak ketiga yang tidak senang melihat Indonesia aman, damai dan rukun.
"Tidak mustahil, peritiwa Tolikara ada pihak ketiga yang sengaja merekayasa dan tidak ingin Indonesia aman, damai dan rukun. Seperti yang saya dengar dari Kepala BIN, bahwa ini ujian Pemerintahan Jokowi-JK," kata Din Syamsuddin di Kabupaten Kulon Progo, DIY, Kamis.
Ia mengatakan dirinya sudah menyampaikan persoalan intoleransi dengan menggunakan isu suku, agama dan ras (SARA) kepada Presiden Jokowi, tepatnya dua hari sebelum lebaran. Saat menghadap presiden, dirinya meminta masalah keamanan betul-betul dijaga.
"Kami juga mengimbau, pihak-pihak yang melakukan rekayasa peristiwa-peristiwa berbau SARA segera menghentikan kebiasannya supaya negara stabil," imbau Din.
Selama ini, kata Din, Papua menjadi sasaran negara tertentu, termasuk negara tetangga, bahkan dirongrong melalui gerakan separatisme. Seharusnya, masalah ini menjadi penggerak seluruh bangsa Indonesia untuk bersatu melawan kekuatan-keuatan yang mengancam NKRI.
"Mari kita pertahankan NKRI, jangan sampai ada kekuatan asing yang masuk. Terkadang mereka masuk menumpang kelompok-kelompok agama tertentu. Kami juga berharap, pemerintah melalukan tindakan-tindakan preventif," kata Din.
Ia juga mengapresiasi langkah Gereja Injili Indonesia yang telah meminta maaf kepada umat Islam. Hal ini sangat bagus, dan umat Islam harus menerimanya. "Tapi kita ingatkan, supaya peristiwa ini tidak terulang kembali," katanya.
Menurut dia, peristiwa Tolikara menunjukan ada masalah intoleransi di Indonesia. Artinya, ada masalah intoleransi yang mengatasnamakan agama.
"Masalah intoleransi harua kita hadapi sebagai masalah bersama. Maka, umat beragama harus bersatu menghadapi persoalan intoleransi," imbaunya.
Ia juga mendesak aparat kepolisian mengusut tuntas peristiwa Tolikara. Kasus ini harus dilihat secara objektif, bahwa peristiwa itu adalah sebuah tindak kekerasan yang mengatasnamakan agama dan dilakukan oleh lembaga agama, bukan dilakukan orang per orang. "Kami mendorong Kapolri menuntaskan kasus ini," kata Din.
(KR-STR)
Berita Lainnya
Video pengajian halalkan gonta-ganti pasangan diduga untuk konten
Rabu, 28 Februari 2024 5:36 Wib
NasDem: Din Syamsuddin dukung Anies-Muhaimin
Selasa, 7 November 2023 8:19 Wib
Ini kriteria cawapres Anies masukan mantan Ketum PP Muhammadiyah
Rabu, 24 Mei 2023 6:19 Wib
Din: Wasatiyat Islam adalah solusi kerusakan peradaban
Minggu, 4 Desember 2022 12:46 Wib
Din Syamsuddin meminta Muhammadiyah jadi lokomotif perbaikan bangsa
Minggu, 21 Agustus 2022 19:01 Wib
Ujaran kebencian lahir dari rasa ketakutan, kata Din
Kamis, 26 Mei 2022 10:03 Wib
KPK melimpahkan berkas perkara Azis Syamsuddin ke pengadilan tipikor
Selasa, 30 November 2021 9:28 Wib
Dunia Islam-Rusia potensial perkuat kerja sama
Senin, 29 November 2021 1:03 Wib