Kulon Progo tidak bisa kembangkan Pantai Trisik

id Pantai Trisik Kulon Progo

Kulon Progo tidak bisa kembangkan Pantai Trisik

Pantai Trisik di Kabupaten kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, tampak kotor dan tidak terawat (Foto ANTARA/Mamiek)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak bisa mengembangkan destinasi wisata Pantai Trisik karena lokasinya yang tidak strategis dan keindahannya kalah oleh pantai-pantai di Kabupaten Bantul.

"Pantai Trisik tidak panjang dan infrastrukturnya kalah jauh dengan yang ada di Pantai Kuwaru, Gua Cemara, Pandansimo dan Pantai Baru di Kabupaten Bantul. Kami tidak bisa mengembangkan Pantai Trisik menjadi wisata pantai andalan Kulon Progo," kata Kasi Objek dan Sarana-Prasarana Disbudparpora Kulon Progo Kuat Tri Utama di Kulon Progo, Minggu.

Ia menambahkan lahan Pantai Trisik masuk wilayah kontrak karya yang dimiliki PT Jogja Magasa Iron. Lahan pantai sewaktu-waktu akan diambil alih JMI bila mereka mulai berproduksi.

"Pantai Trisik sebagai bagian dari wilayah kontrak karya tidak mungkin bisa dikembangkan. Bahkan Trisik sangat sempit dibandingkan Pantai Glagah," katanya.

Kuat mengatakan pihaknya juga sering mendapat keluhan dari wisatawan, yakni banyaknya lalat dan tidak ada warung makan yang berjualan. Di kawasan Pantai Trisik terdapat 15 ribu potong ayam dan ratusan tambak udang.

Selain itu, petani di sana banyak yang menaruh pupuk kandang di lahan pertanian mereka tanpa ditutup dengan daun pisang atau penutup lainnya.

"Kalau kita minum satu menit di warung di kawasan Pantai Trisik, tidak sampai satu menit, gelas akan dikerumuni lalat. Hal ini sangat dikeluhkan wisatawan," kata dia.

Pada libur Lebaran, kata Kuat, Pantai Trisik hanya mampu menyumbangkan retribusi sebesar Rp7 juta atau mengalami penunuruan sekitar Rp3 juta dari Rp10 juta sebelumnya.

Wisatawan banyak yang berlibur di objek wisata Bantul. Bahkan, di Kecamatan Srandakan ada kegiatan pasar malam yang menyuguhkan berbagai hiburan mulai dari permainan anak hingga pentas dangdut.

"Kami sangat realistis untuk mengembangkan Pantai Trisik. Kami melihat kemampuan keuangan daerah dan kemampuan kompetitor pelaku wisata dari daerah lain," kata Kuat.

Salah seorang pengunjung Pantai Trisik, Martiyem, mengaku kecewa datang ke Pantai Trisik. Lokasinya terkesan kumuh, banyak sampah berserakan, dan tidak ada pedagang makanan.

"Kami ke sini berlibur untuk menikmati keindahan pantai, tapi kenapa kami hanya melihat sampah-sampah yang berserakan. Kami berharap, pemkab membuat terobosan supaya Trisik kembali indah," katanya.

(KR-STR)