DKP: sebagian tambak udang Bantul terserang penyakit

id tambak udang bantul

DKP: sebagian tambak udang Bantul terserang penyakit

Ilustrasi, tambak udang. (Foto ANTARA/Mamiek)

Bantul, (Antara Jogja) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat sebagian tambak udang yang dikembangkan di kawasan pantai selatan daerah itu terserang penyakit yang disebabkan karena virus `white spot`.

"Secara pasti kami belum mengetahui pasti karena tidak ada laporan resmi, namun sesuai pengamatan ada sekitar enam sampai tujuh siklus yang mulai terkena wabah penyakit virus white spot," kata Kepala Bidang Kelautan dan Perikanan Tangkap DKP Bantul, Yuswarseno di Bantul, Senin.

Menurut dia, sebagian tambak udang kawasan pesisir yang terkena panyakit itu karena kondisi lingkungan sekitar kegiatan budi daya yang tidak terjamin kebersihan dan kesehatannya akibat pengolahan limbah tambak yang tidak benar.

"Itu karena adanya pengelolaan limbah tidak sesuai yang diinginkan, tidak ada Instalasi pengolahan air limbah (IPAL), bahkan sebagai saluran air yang masuk ke kolam ada yang memang digunakan untuk pembuangan limbah," katanya.

Ia mengatakan, seharusnya limbah sisa tambak udang diolah dalam IPAL dan dibuang ke lokasi yang jauh dari kegiatan budi daya itu, agar limbah cair tidak meresap dalam tanah berpasir itu yang mengakibatkan kualitas air tanah tidak sehat.

"Selama ini kami tidak terlibat dalam pembinaan, dalam artian pemerintah tidak menginisiasi budi daya tambak di kawasan pantai, sehingga mereka jalan sendiri-sendiri dengan tidak memperhatikan lingkungan," katanya.

Yus Warseno mengatakan, virus `white spot` merupakan musuh utama udang yang disebabkan karena kondisi lingkungan dan sanitasi yang tercemar dari limbah cair itu sendiri, penyakit ini mengakibatkan udang tidak mau tumbuh bahkan mati.

Kondisi demikian, kata dia, mengakibatkan petani tambak udang tidak dapat menikmati hasil panen yang maksimal, bahkan mengalami kerugian, sehingga sebagian petambak udang tidak melanjutkan budi daya dan memilih untuk menutup kegiatan tersebut.

"Terutama (tambak yang terkena virus) di sebelah Pantai Kuwaru ke barat atau sekitar Pandansimo Srandakan, sebab di wilayah itu paling duluan ada tambak, mereka tidak lapor ke dinas, karena memang kegiatannya tidak dianjurkan," katanya. ***1***

(KR-HRI)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024