BBWS segera inventarisasi irigasi jelang puncak kemarau

id irigasi pertanian

BBWS segera inventarisasi irigasi jelang puncak kemarau

Jaringan irigasi (Foto antaranews.com)

Jogja (Antara Jogja) - Balai Besar Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak segera menginventarisasi kondisi saluran irigasi di seluruh kabupaten daerah setempat mengantisipasi bencana kekeringan menjelang puncak musim kemarau.

"Sebagai persiapan, akan segera kami lakukan inventarisasi seluruh daerah irigasi di DIY," kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu-Opak, Tri Bayu Adji di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, inventarisasi saluran irigasi diperlukan khususnya di Kabupaten Sleman, Kulon Progo, Bantul, serta Gunung Kidul, guna melindungi produktivitas persawahan, kendati mengalami bencana kekeringan.

Adji mengatakan, setelah tahap inventarisasi yang diikuti dengan perbaikan kondisi saluran irigasi telah dilakukan, pihaknya juga akan memetakan kondisi air sungai yang kemungkinan mampu mengairi wilayah lahan persawahan yang mengalami kekeringan.

"Sungai juga akan kami inventarisasi, sungai mana yang kemungkinan kondisi airnya melimpah akan kami bawa ke daerah lain yang lebih membutuhkan," kata dia.

Menurut dia, selain melakukan inventarisasi kondisi saluran irigasi serta sungai, pihaknya juga akan membantu melakukan pemetaan wilayah yang kemungkinan mengalami bencana kekeringan yang dipengaruhi fenomena El-Nino.

"Kami upayakan jangan sampai mereka mengalami kekeringan. Sekarang baru upaya inventarisasi daerah mana yang mengalami kekeringan, tetunya tidak semua daerah akan mengalami kekeringan," kata dia.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Gatot Saptadi mengatakan sesuai hasil pemetaan sementara, dampak kekeringan sudah mulai teridentifikasi di Kabupaten Gunung Kidul bagian selatan dan Kulon Progo bagian utara.

"Yang sudah mulai terlihat di Gunung Kidul, sementara kabupaten lainnya belum signifikan," kata dia.

Ia berharap masing-masing kabupaten dapat berkoordinasi secara intensif mengenai stok air yang dimiliki, sehingga apabila memerlukan bantuan pasokan air dapat segera disiapkan.

"Persoalan kekeringan adalah bencana tahunan yang sudah sering dihadapi, sehingga kami yakin semua memiliki kesiapan yang cukup," kata Gatot.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta memperkirakan musim kemarau di wilayah DIY pada tahun 2015 akan lebih panjang sekitar 1--2 bulan akibat fenomena El Nino.

Staf Seksi Data dan Informasi BMKG Yogyakarta Indah Retnowulan mengatakan bahwa akibat potensi El-Nino musim kemarau, diperkirakan hingga akhir November atau awal Desember.

Dalam keadaan normal, kata Indah, musim kemarau di DIY berlangsung hingga Oktober dengan puncak musim kemarau terjadi pada bulan Agustus. Hujan dengan intensitas ringan sudah mulai turun pada akhir Oktober 2015.

(L007)
Pewarta :
Editor: Hery Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2024