Yogyakarta (Antara Jogja) - Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak mendorong Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta memperketat pengawasan pemanfaatan air tanah oleh pengelola industri hotel.
"Kami minta ada pengawasan pemakaian setelah diberikan izin," kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu-Opak Tri Bayu Adji di Yogyakarta, Selasa
Menurut dia, tanpa ada pengetatan perizinan, pemanfaatan sumber air tanah oleh industri perhotelan kerap kali disalahgunakan dengan menambah kedalaman air tanah yang dapat dimanfaatkan.
"Banyak contoh kasus di derah lain seperti di Jakarta yang "nakal" dalam memanfaatkan air tanah," kata dia.
Menurut Adji, pengelola bisnis perhotelan tidak hanya dapat menambah kedalaman pengeboran tanah, melainkan juga merekayasa sumur pompa dengan memberikan penyaringan guna menyedot air di kedalaman yang lebih dangkal.
"Misal kedalaman pompa hanya diizinkan 100 meter, namun pada kedalaman 40 meter dilubangi dan dipasang penyaringan untuk meyedot air yang seharusnya khusus diperuntukkan untuk konsumsi masyarakat," kata dia.
Ia mengatakan, terkait pemanfaatan air tanah BBWS selama ini memiliki tugas memberikan rekomendasi setelah melalui pengkajian. Selanjutnya Pemda DIY akan memberikan izin setelah muncul rekomendasi tersebut.
"Tapi kami yakin Pemda sudah otomatis akan memberikan sanksi apabila hotel melanggar aturan dengan mencabut izin," kata dai.
Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) DIY, Halik Sandera mengatakan pengeboran sumber air tanah dalam, secara terus menerus juga dapat menimbulkan sumber air tanah dangkal yang biasa dikonsumsi masyarakat berkurang.
Semakin gencar penggalian sumber air tanah dalam, kata dia, dapat memicu meresapnya air tanah dangkal ke sumber air tanah dalam.
Oleh karena itu, menurut dia, setiap pemberian izin pembangunan hotel baru seharusnya dievaluasi secara matang oleh pemerintah setempat agar tidak memperburuk
kondisi lingkungan di wilayah itu.
"Pembangunan hotel harus memerhatikan setiap daya dukung dan daya tampung kawasan," kata dia.
L007
Berita Lainnya
BRIN sebut patogen tular tanah masalah serius tanaman jagung di Indonesia
Rabu, 17 April 2024 15:21 Wib
Petenis Swiatek tak soal lapangan tanah liat Stuttgart Open 2024
Rabu, 17 April 2024 5:48 Wib
Petenis Sabalenka taklukkan tanah liat Stuttgart Open 2024
Selasa, 16 April 2024 14:25 Wib
2.086 hektare tanah IKN masih bermasalah
Selasa, 16 April 2024 14:22 Wib
Lima desa di Tanah Datar, Sumbar, dilanda banjir lahar hujan Gunung Marapi
Sabtu, 6 April 2024 11:57 Wib
Indonesia kembangkan sistem peringatan dini tanah longsor
Senin, 1 April 2024 9:06 Wib
Banjir Bandung Barat, Jabar, telan 4 jiwa warga
Rabu, 27 Maret 2024 9:41 Wib
Banjir dan longsor di Bandung Barat, Jabar, sembilan warga hilang
Senin, 25 Maret 2024 14:17 Wib