Pameran sejarah perjuangan meriahkan merti dusun Sleman

id Benteng Vrederburg

Pameran sejarah perjuangan meriahkan merti dusun Sleman

Ilustrasi, sejumlah siswa mengamati koleksi Museum Benteng Vrederburg Yogyakarta. (Foto Antara/ Dok)

Sleman, (Antara Jogja) - Kegiatan adat budaya Merti Dusun Cibok Lor, Desa Margoluwih, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dimeriahkan dengan Pameran Sejarah Perjuangan Nasional dari Museum Benteng Vrederburg Yogyakarta.

"Kegiatan merti dusun yang dilaksanakan setiap dua tahun ini bekerja sama dengan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. Tujuan merti dusun dan pameran untuk menumbuhkembangkan rasa nasionalisme dan melestarikan adat budaya masyarakat," kata Ketua Panitia Merti Dusun Agus Sulistyo, Selasa.

Menurut dia, dalam pameran kali ini ditampilkan berbagai produk di stand gubuk-gubukan hasil produksi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) seperti kerajinan, batik dan lurik, kuliner, masakan tradisional dan lainnya yang diselenggarakan mulai tanggal 28 Juli hingga 1 Agustus 2015.

"Pameran ini menggelar produk-produk UMKM dari masyarakat Seyegan agar lebih dikenal sehingga dapat memperluas pemasaran," katanya.

Sedangkan Bupati Sleman dalam sambutan tertulis yang dibacakan Camat Seyegan Budi Sutamba menyatakan menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan pameran keliling Museum Benteng Vrederburg, yang juga turut berperan serta dalam rangka memeriahkan merti dusun Cibuk Lor Desa Margoluwih Kecamatan Seyegan.

"Melalui pameran keliling Museum Benteng Vrederburg, merupakan bentuk inovasi sosialisasi, publikasi dan eksibisi kegiatan museum dalam upayanya untuk mendekatkan diri kepada masyarakat," katanya.

Menurut dia, sejalan dengan perkembangan paradigma ilmu permuseuman, museum berusaha mencari peluang untuk dapat lebih melibatkan masyarakat dalam pengembangan museum dan kegiatan-kegiatannya. Melalui inovasi dan perkembangan keilmuan, museum mulai menerapkan paradigma baru ilmu permuseuman, yaitu paradigma partispatori.

"Dalam hal ini museum berupaya meningkatkan keterlibatan dan partisipasi mayarakat yang sebelumya sebatas hanya sebagai penerima produk, namun pada paradigma ini, masyarakat sudah diajak untuk membuat produk. Keterlibatan mereka sudah pada tahap turut merencanakan dan menyusun produk-produk museum," katanya.

Ia mengatakan, keberadaan masyarakat dengan berbagai event-event yang dimilikinya dan menjadi unggulan daerahnya menjadi peluang museum untuk mengadakan kerja sama kemitraan dalam berkegiatan. Salah satu kegiatan yang menjadi unggulan masyarakat di beberapa daerah di Kabupaten Sleman adalah kegiatan merti dusun.

"Dengan pola pikir seperti itulah maka kegiatan Pameran Keliling Museum di Kabupaten Sleman dilaksanakan dengan menggabungkan event-event yang diselenggarakan oleh masyarakat. Diharapkan kerja sama antara masyarakat desa dengan museum untuk berkegiatan bersama dalam bentuk kemitraan dapat terlaksana dengan baik tanpa ada yang kehilangan esensi kegiatannya. Justru sebaliknya kedua kegiatan tersebut saling mendukung satu dengan lainnya," katanya.

Event pameran keliling museum ini, kata dia, ke depan diharapkan bisa dijadikan agenda rutin sehingga tidak hanya menggabungkan diri dengan event-event budaya saja namun juga dapat digabungkan dengan event-event yang lain yang ada di Kabupaten Sleman.

"Dengan demikian, kegiatan semacam ini, dapat mendukung Kabupaten Sleman sebagai pusat pariwisata, kebudayaan dan juga edukasi. Museum selain sebagai wahana edukasi juga memiliki fungsi rekreasi. Museum berpotensi menjadi wahana bagi masyarakat untuk meningkatkan intelektualnya, emosinya dan semangatnya. Disamping itu museum juga berperan sebagai wahana rekreasi atau hiburan," katanya.

Ia mengatakan, informasi tentang koleksi-koleksi museum disajikan dalam nuansa edutainment, hiburan yang mendidik atau pendidikan yang menghibur. Museum dapat diartikan sebagai sekolah kedua bagi masyarakat, dimana bedanya dengan sekolah biasa adalah dalam proses belajarnya yang bisa dilakukan dalam nuansa hiburan.

"Museum dan masyarakat keberadaanya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Museum memerlukan partisipasi dan keterlibatan masayarakat dalam tumbuh dan berkembangnya. Demikian juga masyarkat dapat memanfaatkan museum untuk mengembangkan dirinya menuju masyarakat yang guyub dan berkarakter. Museum dan masyarakat merupakan dua unsur yang saling membutuhkan satu sama lain untuk berkembang," katanya.***1***

(V001)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024