Petani Sidodadi ubah lahan kritis jadi hutan

id petani sidodadi ubah

Petani Sidodadi ubah lahan kritis jadi hutan

Ilustrasi (Foto antaranews.com)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Kelompok Tani Sidodadi, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengubah 40 hektare lahan kritis menjadi lahan produktif, yakni kawasan hutan rakyat dan persawahan.

Ketua Kelompok Tani Sidodadi Bingat Sudiyanto di Kulon Progo, Rabu, mengatakan lahan hutan rakyat seluas 40 hektare terdiri atas 25 hektare lahan kering, dan 15 hektare sawah yang dikelola 42 orang.

"Kami menanami hutan rakyat ini dengan tanaman tegakan seperti pohon jati, sengon laut, mahoni, empon-empon, tanaman buah, palawija," kata Sudiyanto.

Ia mengatakan tanaman kering kayu-kayuan seperti jati, mahoni, dan sengon laut sudah laku dijual.

Kemudian, tanaman jangka pendek seperti sayur-sayuran, umbi-umbian, dan empon-empon sudah ada pihak yang membelinya, sehingga menjadi sumber penghasilan jangka pendek.

Menurut dia, manfaat pengembangan hutan rakyat yakni mampu menahan erosi, tanan longsor, dan kekeringan saat musim penghujan.

"Hutan rakyat ini mampu mempertahankan debit sumber mata air. Selain itu, sudah tidak ada lagi tanah longsor dan hasilnya juga memuaskan, kayu sudah besar-besar laku dijual," kata Bingat.

Penyuluh kehutanan dari KP4K Kulon Progo Beja mengatakan dengan pengembangan hutan rakyat ini masyarakat memperoleh manfaat lingkungan menjadi sejuk dan sumber mata air terjaga. Ada tiga sumber mata air di wilayah ini yang tetap terjaga.

Ia mengatakan aumber mata air Bogahan pada musim penghujan bisa mengairi 15 hektare sawah. Mata air Ngeboran dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga 48 kepala keluarga, sedangkan mata air intungan dimanfaatkan 17 KK. "Pada kemarau seperti sekarang debit air tetap tidak berkurang," kata dia.

(KR-STR)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024