Pemkab Kulon Progo diminta perbaiki infrastruktur pertanian

id irigasi

Pemkab Kulon Progo diminta perbaiki infrastruktur pertanian

ilustrasi (Foto antaranews.com)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Asosiasi Gabungan Kelompok Tani Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendesak pemerintah setempat memperbaiki infrastruktur pertanian di wilayah selatan.

Ketua Asosiasi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kulon Progo Margiono di Kulon Progo, Kamis, mengatakan ada lima kecamatan yang setiap tahun, area sawah tergenang air, yakni Sentolo, Lendah, Galur, Panjatan, Wates, dan Temon.

"Di lima kecamatan ini, saluran irigrasi mengalami pendangkalan sehingga air mengenai area persawahan. Dampaknya, tanam padi mati dan produksi padi turun," katanya.

Menurut dia, endapan di saluran irigasi perlu dikeruk supaya air tidak meluap saat hujan deras. Selain itu, saluran irigasi masih alami belum dibuat talud secara modern.

"Kami berharap, ada upaya serius dari Pemkab Kulon Progo memperbaiki jaringan irigasi dan melakukan pengerukan irigasi yang mengalami pendangkalan. Kalau tidak dilakukan itu, setiap tahun sawah milik petani akan terendam air," katanya..

Anggota Tani Mulyo Gunungduk Desa Tuksono, Suprono, mengharapkan Pemkab Kulon Progo memperbaiki saluran irigasi Bulak Pesanggrahan Tuksono. Setiap tahun, ratusan hektare tanaman padi terendam air.

"Saluran irigasi Bulak Pesanggrahan Tuksono mengalami pendangkalan, sehingga air tidak lancar dan air menggenangi sawah," kata dia.

Ketua Kelompok Tani Karangasem Makmur Srikayanhan Sarjiono mengatakan setiap hujan deras dengan intensitas tinggi, dipastikan menyebabkan saluran-saluran irigasi tidak mampu menampung air.

"Pada Januari hingga April, intensitas hujan sangat tinggi. Saluran-saluran air sempit dan dangkal sehingga air dari pemukiman warga tidak bisa tertampung saluran irigasi, dan air meluap menggenangi sawah," katanya.

Dia mengatakan masyarakat Srikayangan setiap tahun sudah mengusulkan pelebaran jaringan irigasi saat musyawarah desa , tetapi pemkab selalu beralasan tidak memiliki anggaran. Tahun ini pun, pihaknya kembali mengusulkan ke desa.

"Setiap tahun, Bulak Srikayangan pasti terendam air, sehingga tanaman padi atau bawang merah, produktivitasnya tidak maksimal. Kami berharap, pemkab memberikan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah ini," katanya.
KR-STR
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024