Gapoktan Kulon Progo duga ada penimbunan beras

id penimbunan beras

Kulon Progo (Antara Jogja) - Asosiasi Gabungan Kelompok Tani Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menduga ada oknum pemilik modal besar menimbun gabah atau beras sehingga mengakibatkan harga beras di pasaran naik.

"Kami menduga ada oknum menimbun atau memperbanyak stok. Kami kira pelakunya oknum yang memiliki modal besar, sehingga harga beras di pasar naik terus," kata Ketua Asosiasi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kulon Progo Margiono di Kulon Progo, Selasa.

Selain disebabkan adanya penimbunan, menurut dia kenaikan harga beras juga karena menurunnya produksi gabah hingga 50 persen pada musim tanam kedua (MT II) di tingkat petani Kulon Progo.

Saat musim tanam, tananam padi terendam banjir, dan masa tanam mundur, serta jaringan irigasi dimatikan karena sedang masa perawatan.

"Tahun ini, petani Kulon Progo harus bersabar. Semoga, pemkab melalui petugas pendamping lapangan (PPL) benar-benar membuat laporan berdasarkan kondisi riil di lapangan," katanya.

Selain itu, menurut dia, kenaikan harga beras juga dipicu kebijakan Bulog membeli beras kualitas medium hingga super, tetapi tidak dilalukan sosialisasi peluncuran beras super.

Hal tersebut, menurut dia tentu menyebabkan harga gabah dan beras di tingkat petani dan di pasaran naik terus.

Ia mengatakan Bulog melakukan pengadaan beras premiun dari seharga Rp9.500, Rp10.100, dan Rp11.100 per kilogram. Hal ini menyebabkan ketidakpastian harga beras.

"Kalau beras yang dibeli Bulog tidak dilepas ke pasar, padahal kebutuhan beras untuk konsumsi stabil, maka harga akan terus melambung. Sekarang, untuk menstabilkan kembali harga beras tergantung kebijakan pemerintah," katanya.

Saat ini, kata dia, harga gabah Rp4.500 hingga Rp5.000 per kg. Padahal harga pembelian pemerintah (HPP) yang telah ditetapkan Rp3.750 per kg, atau naik Rp1.000 per kg.

"Kebijakan pemerintah bagus, tapi harus konsekuen dengan kebijakan tidak mengimpor beras," katanya.

Pengusaha penggilingan padi di Desa Tuksono, Lilik mengatakan rekanan Bulog membeli beras petani seharga Rp8.000 per kg, sehingga harga beras terus melambung.
KR-STR