Kulon Progo (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, berupaya memberdayakan nelayan setempat supaya mampu memanfaatkan potensi laut selatan secara maksimal.
Penjabat Kepala Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan (DKPP) Kulon Progo Sudarna di Kulon Progo, Minggu, mengatakan pemerintah pusat melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) DIY dan DKPP Kulon Progo secara rutin memberikan bantuan alat tangkap seperti jaring dan peralatan lain seperti fish finder dan fishing spinder.
"Kami berharap dengan bantuan alat tangkap ikan ini, nelayan bisa menangkap ikan berbagai kondisi laut. Sehingga saat gelombang tinggi dan musim paceklik, nelayan tetap mendapat tangkapan ikan," kata Sudarno.
Ia mengatakan setiap tahun, DKPP Kulon Progo mengirim nelayan mengikuti pelatihan kapal ukuran besar, supaya mereka memiliki kemampuan teknis menangkap ikan. Harapannya, mereka dapat mengoperasikan kapal di atas 10 grosston (GT) yang dilengkapi peralatan canggih.
"Selama ini, nelayan Kulon Progo masih menggunakan kapal tempel yang jarak melautnya kurang dari 200 mil laut sehingga hasil tangkapan ikan tidak maksimal. Bahkan terkadang, nelayan tidak mendapat ikan saat melaut," katanya.
Menurutnya, saat melaut harus membawa peralatan di luar jaring, supaya bisa menangkap ikan lebih banyak. Nelayan harus diversifikasi alat tangkap berupa pancing senggol dan pintur.
"Nelayan Kulon Progo mayoritas menggunakan jaring insang, sehingga saat musim paceklik tidak melaut. Dengan diversifikasi alat tangkap, nelayan bisa menangkap ikan pari atau keong laut," katanya.
Kepala Bidang Kelautan dan Perikanan Tangkap DKPP Kulon Progo Prabowo Sugondo mengatakan jumlah nelayan Kulon Progo terus berkurang seiring berkembangnya budi daya tambak udang di kawasan pesisir selatan wilayah setempat.
"Nelayan Kulon Progo lebih memilih melakukan budi daya udang dibandingkan melaut. Hasil budi daya udang jauh lebih banyak dibandingkan hasil menangkap ikan," katanya.
Menurut Prabowo, nelayan akan kembali melaut setelah Pelabuhan Tanjung Adikarto beroperasi. Dimana, banyak kapal dan nelayan luar daerah mampu menangkap ikan dalam jumlah besar.
"Saat ini, nelayan memang belum tertarik melaut dan memanfaatkan potensi laut selatan. Tapi nanti, setelah Pelabuhan Tanjung Adikarto beroperasi, nelayan akan meninggalkan budi daya udang," katanya.
(KR-STR)
Berita Lainnya
KRI Escolar prosesi laut Semana Santa
Jumat, 29 Maret 2024 16:12 Wib
AS habisi Houthi di Laut Merah
Jumat, 29 Maret 2024 11:38 Wib
Hujan ringan guyur Indonesia
Kamis, 28 Maret 2024 7:40 Wib
Korban gempa Bawean, Jatim, butuh pendampingan psikososial atasi trauma
Senin, 25 Maret 2024 9:26 Wib
Gempa Bawean, Jatim, ini 12 fakta diungkap BMKG
Senin, 25 Maret 2024 7:08 Wib
Terjamin baik, kesehatan warga korban gempa Bawean, Jatim
Minggu, 24 Maret 2024 20:35 Wib
Laut Sawu, NTT, diguncang gempa
Minggu, 24 Maret 2024 14:44 Wib
Gempa susulan di laut Tuban, Jatim, masih terjadi 193 kali
Minggu, 24 Maret 2024 6:43 Wib