Harga beras PNS Kulon Progo akan naik

id harga beras pns

Harga beras PNS Kulon Progo akan naik

Ilustrasi (Foto antaranews.com)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Harga beras bagi Pagawai Negeri Sipil Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan naik Rp500 per kilogram, karena harga gabah di tingkat petani naik.

"Harga beras PNS mulai September naik Rp500 per kilogram (kg) yaitu dari Rp8.600 menjadi Rp9.100 per kg, karena kami kekurangan stok gabah. Ada kemungkinan beras PNS akan terus naik, karena harga gabah naik, dan stok menurun," kata Ketua Asosiasi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kulon Progo Margiyo, Senin.

Ia mengatakan ada kekosongan gabah di tingkat petani dan gabungan kelompok tani.

Meski harga gabah naik pada Agustus ini, harga beras PNS tidak naik karena masih menggunakan stok lama.

Menurut dia, kelangkaan dan tingginya harga gabah di tingkat petani disebabkan kebijakan Bulog membeli beras premium dan super premium dengan harga Rp8.000 hingga Rp11.100 per kg.

Selain itu, kenaikan harga gabah dipicu penurunan hasil panen di berbagai daerah sentra penghasil beras seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

"Di berbagai daerah, produksi padi mengalami penurunan hingga 50 persen akibat kekurangan air dan dampal El Nino. Kemudian diperparah dengan kebijakan Bulog membeli beras premium hingga super premium," katanya.

Saat ini, kata dia, harga gabah Rp4.500 hingga Rp5.000 per kg. Padahal harga pembelian pemerintah (HPP) yang telah ditetapkan Rp3.750 per kg, atau naik Rp1.000 per kg.

"Kebijakan pemerintah bagus, tapi harus konsekuen dengan kebijakan tidak impor beras," katanya.

Pengusaha penggilingan padi di Desa Tuksono, Kulon Progo, Lilik mengatakan harga beras dan gabah telah naik pascalebaran.

Kenaikan disebabkan kebijakan Bulog membeli gabah di atas HPP, dan pembelian beras kualitas premium.

"Pada dasarnya, petani masih memiliki simpanan gabah. Mereka melepas ke pasaran saat harga tinggi. Saat ini kenaikannya masih wajar. Kemungkinan harga beras akan terus naik hingga panen mendatang," katanya.

(KR-STR)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024