BPD Bantul siapkan program pengembangan UMKM

id kredit

BPD Bantul siapkan program pengembangan UMKM

ilustrasi kredit UKM (jogja.antaranews.com)

Bantul (Antara Jogja) - Bank Pembangunan Daerah Cabang Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyiapkan berbagai program pinjaman kepada pelaku usaha mikro kecil dan menengah untuk mendorong pengembangan usaha mereka.

"Strategi pengembangan UMKM di antaranya mulai dari bantuan cuma-cuma, dana bergulir, pinjaman bersubsidi dan pinjaman komersial," kata Pimpinan Cabang BPD Bantul Dian Ariani saat audiensi dengan puluhan pelaku UMKM di Bantul, Rabu.

Menurut dia, selain itu BPD Bantul juga melayani beberapa program untuk pengembangan usaha di antaranya kredit angkringan bagi pengusaha mikro yang menjajakan dagangan secara berkeliling.

Kemudian, kata dia, kredit yang diperuntukkan bagi pedagang pasar tradisional untuk tambahan modal kerja, investasi bahkan pembelian kios atau los di pasar tradisional.

"Ada juga kredit bagi pelaku usaha di luar pedagang pasar, dan Kredit Mikro Ekonomi Produktif (KMEP) untuk usaha yang sudah berkembang dan akan mengembangkannya lagi," kata dia.

Dian mengatakan, dalam penyampaian permohonan kredit, pemohon harus melengkapi dengan kejelasan gambaran usaha (profil), kondisi usaha saat ini, rencana pengembangan serta rencana kebutuhan kredit dan rencana agunan.

Sementara, pihaknya berharap, berbagai program pinjaman dan kemudahan kredit bagi UMKM itu diharapkan dapat menjadi solusi bagi permasalahan dan kelemahan pelaku usaha yang selama ini menjadi penyebab mereka sulit berkembang.

"Ada beberapa kelemahan UMKM, di antaranya kurang permodalan, kesulitan dalam pemasaran, persaingan usaha yang ketat, kesulitan bahan baku, kurang keahlian produksi serta kurang pengetahuan manajemen keuangan," katanya.

Sementara, Kepala Bagian (Kabag) Kerjasama dan Pengembangan Potensi Daerah (KPPD) Bantul, Edy Bowo Nurcahyo mengatakan, pelaku UMKM lemah terutama sektor kerajinan tangan dan kuliner kenaikan nilai mata uang dolar memang tidak berpengaruh.

"Untuk sektor kerajinan tidak ada pengaruh, namun bagi UMKM menggantungkan energi dan bahan pendukung dari luar (impor) seperti usaha di bidang perikanan ataupun peternakan, ada pengaruhnya," katanya.

(KR-HRI)