UKM DIY diimbau kurangi bahan baku impor

id ukm diy diimbau

UKM DIY diimbau kurangi bahan baku impor

Ilustrasi (Foto antarafoto.com)

Jogja (Antara Jogja) - Komunitas Usaha Mikro Kecil Menengah Daerah Istimewa Yogyakarta mengimbau pelaku usaha setempat mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor agar tidak mudah terdampak oleh gejolak perekonomian global.

"Seperti penguatan mata uang dolar AS sekarang, tentu akan memberi pengaruh besar bagi pelaku UKM yang masih mengandalkan bahan baku impor," kata Ketua Komunitas Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM) DIY Prasetyo Atmosutidjo di Yogyakarta, Kamis.

Menurut Prasetyo, hingga saat ini 50 persen UKM di DIY masih bergantung pada bahan baku impor. Misalnya, pengrajin batik, pengusaha pakaian, tahu-tempe serta pengusaha kecil menengah lainnya.

"Seperti pengrajin batik yang masih sulit terlepas dari bahan baku impor seperti kain cotton serta bahan pewarna tekstil," kata dia.

Oleh sebab itu, ia mengatakan, ketika harga bahan baku impor mengalami gejolak akibat penguatan dolar AS, maka pengrajin terpaksa menaikkan harga jual produksi di pasaran. "Meski menjadi pilihan terakhir, menaikkan harga jual tidak bisa dihindarkan," kata dia.

Lebih dari itu, ia mengatakan, apabila tren pelemahan nilai tukar rupiah terus melemah, dikhawatirkan kebijakan efisiensi masing-masing pengusaha akan mengarah pada pemutusan hubungan kerja karyawan.

Dengan demikian, ia juga berharap pemerintah dapat mendukung para pengrajin tetap meningkatkan produktivitasnya dengan memberikan alternatif bahan baku lokal dengan harga yang terjangkau.

"Jadi bukan hanya pengrajin saja yang mengurangi bahan impor, namun pemerintah juga perlu mencarikan alternatif," kata dia.

Sebelumnya, berdasarkan kurs Jisdor (Jakarta Interbank Spot Dollar Rate) Bank Indonesia (BI) pada Selasa (24/8), rupiah kembali melemah menjadi Rp14.067 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya Rp13.998 per dolar AS.

(L007)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024