Disperindagkop Bantul: harga komoditas terdampak pelemahan rupiah

id dolar

Disperindagkop Bantul: harga komoditas terdampak pelemahan rupiah

Perdagangan valuta asing (Foto Antara)

Bantul, (Antara Jogja) - Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sulistyanto mengatakan harga sejumlah komoditas pangan di pasar tradisional terdampak pelemahan rupiah terhadap dolar AS.

"Kalau untuk harga pangan yang paling terdampak dengan kenaikan dolar AS itu komoditas yang berasal dari luar seperti kedelai sama tepung, yang paling terasa kedua komoditas itu," katanya saat dikonfirmasi di Bantul, Jumat.

Menurut dia, pemenuhan kedua komoditas pangan tersebut selama ini masih mengandalkan impor, guna memenuhi kebutuhan pasar, sehingga harganya akan mengikuti perkembangan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

"Mau tidak mau seperti itu, harganya mengikuti kebijakan dolar, apalagi komoditas itu juga dibutuhkan masyarakat, sehingga tetap harus impor," kata Sulistyanto.

Ia mengatakan, sementara untuk berbagai komoditas pangan lainnya yang dipenuhi dari dalam negeri, seperti bawang putih, minyak goreng maupun komoditas strategis lainnya harganya tidak terdampak, dalam artian tidak mengalami kenaikan.

Sementara itu, ia mengatakan, berdasarkan pantauannya harga kedelai dan tepung di pasar tradisional setempat mengalami kenaikan dibanding sebelum kenaikan dolar, namun kenaikan harga karena imbas pelemahan rupiah itu tidaklah besar.

"Seperti kedelai impor itu dari sebelumnya Rp7.000 per kilogram menjadi Rp7.200 per kilogram, kemudian tepung dari Rp6.800 ke Rp7.000 per kilogram. Sama-sama naik Rp200 per kilogram, kalau belinya seratus kilogram ya terasa (perbedaan harga)," katanya.

Namun demikian, kata dia, meski harga komoditas pangan tersebut mengalami kenaikan namun pemerintah daerah tetap akan mengupayakan pasokan barang ke pasar-pasar tradisional lancar, sehingga tetap mencukupi permintaan masyarakat.

"Sekarang ini yang perlu diupayakan pemerintah bagaimana stok barangnya ada, pasokan lancar, jangan sampai terjadi kekurangan meski harga naik, karena itu yang dibutuhkan konsumen," kata dia. ***3***

(KR-HRI)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024