Kulon Progo jamin tidak ada sawah kekeringan

id sawah

Kulon Progo jamin tidak ada sawah kekeringan

ilustrasi (Foto ANTARA/Mamiek)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menjamim lahan persawahan di wilayah tersebut tidak ada yang mengalami kekurangan air, bahkan ada 5.000 hektare memasuki masa tanam pertama.

Kepala Dispertan Kulon Progo Bambang Tri Budi di Kulon Progo, Senin, mengatakan dua sistem irigasi yakni air Daerah Irigasi Kalibawang dan Bendungan Sapon sudah mengalir.

"Saat ini, petani sedang mengolah tanahnya, dan serentak ditanami pada 1 September," kata Budi.

Ia mengatakan sawah seluas 4.650 hektare di Daerah Irigasi Kalibawang dan Sapon mulai mendapat air pada 1 Agustus, dan memanen padinya pada pada Desember hingga Januari.

Adapun luas lahan jaringan irigasi Kalibawang yakni sebagian Kalibawang seluas 800 hektare, Samigaluh 25 hektare, Girimulyo 75 hektare, Nanggulan1.600 hektare dan sebagian Sentolo 200 hektare.

Kemudian, luasan lahan untuk jaringan irigasi Sapon yakni Lendah, Panjatan, dan Galur seluas 1.950 hektare. Artinya, seluas 4.650 hektare memasuki masa tanam.

"Pengaturan pengairan sawah sudah sesuai pola tanam yakni padi-padi-palawija. Pada masa tamam (MT) I dan II petani menanam padi, dan MT III, petani menanam palawija. Harapannya, untuk mematikan siklus hamam dan pada MT III juga dimanfaatkan untuk perbaikan jaringan irigasi," kata dia.

Kabid Pengarian DPU Kulon Progo Hadi Priyanto mengatakan pendangkalan air Sungai Progo tidak mempengaruhi pasokan air melalui jaringan irigasi Kalibawang dan Bendungan Sapon.

Menurut dia, kemampuan Intake Kalibawang dan Bendungan Sapon hanya mampu mengampung lima kubik per detik.

"Saat debit Sungai Progo besar dan mengalami pendangkalan tidak mempengaruhi penyaluran air. Kekampuan saluran irigasi primer hanya lima kubik per detik," katanya.

Ia mengatakan penggunaan air dibagi dalam beberapa golongan masa tanam, supaya kebutuhan air merata dan tidak terjadi kekurangan air.

Untuk itu, kata Hadi, setiap dua minggu sekali diadaka rapat koordinasi antarPerkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) untuk melakukan evaluasi penyaluran air dan membuat rancangan kebutuhan air dua minggu kedepannya.

"Kami mengatur golongan masa tanam supaya kebutuhan air mencukupi, menjaga kesuburan tanah, memutus siklus hama dan meningkatkan produksi panen," katanya.

KR-STR
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024