Masyarakat diimbau tidak panik terkait pelemahan rupiah

id rupiah

Masyarakat diimbau tidak panik terkait pelemahan rupiah

ilustrasi (foto antaranews.com)

Jember (Antara Jogja) - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jember Achmad Bunyamin mengimbau masyarakat tidak perlu panik berlebihan terkait pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sekarang ini.

"Melemahnya nilai tukar rupiah berpengaruh pada industri skala besar yang menggunakan bahan baku impor, sedangkan industri skala kecil tidak berdampak signifikan," katanya di Jember, Jawa Timur, Selasa.

Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak melemah menjadi Rp14.072 per dolar AS.

"Harga bahan pokok dan barang-barang lokal yang disuplai dari dalam negeri tidak terlalu berdampak terhadap pelemahan rupiah karena makanan yang kita konsumsi sehari-hari tidak mengalami kenaikan," ucap pria yang akrab disapa Pak Nyam itu.

Menurutnya, nilai tukar rupiah bukan satu-satunya yang mengalami tekanan karena beberapa mata uang negara lain juga melemah terhadap mata uang dolar, sehingga tidak perlu khawatir berlebihan.

"Memang ada faktor eksternal dan internal yang memengaruhi nilai tukar rupiah. Namun sisi positifnya, barang-barang dalam negeri yang diekspor juga akan mengalami kenaikan harga," katanya.

Ia mengimbau masyarakat untuk menggunakan produk dalam negeri dan mengurangi pembelian barang impor yang harganya kini semakin mahal akibat naiknya dolar AS.

"Masyarakat harus lebih mencintai produk dalam negeri dan menahan dulu keinginan untuk membeli barang-barang impor," katanya.

Selain itu, lanjut Pak Nyam, kewajiban penggunaan rupiah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia harus dilakukan secara masif, terutama di daerah perbatasan demi menjaga kestabilan nilai tukar rupiah.

Sementara itu, pengamat ekonomi Universitas Jember Adhitya Wardhono mengatakan, Bank Indonesia harus melakukan sinergi dengan sejumlah pihak untuk mengatasi melemahnya rupiah.

"Selain mengontrol 'BI Rate', BI harus mampu mengimplementasikan kebijakan yang tidak hanya berdampak pada inflasi saja, namun persuasif terhadap pelaku bisnis dan memastikan pasar dengan bantuan sejumlah pihak," ucap dosen terbang di salah satu universitas Filipina itu. (KR-ZUM)
KR-ZUM
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024