Legislator: peralatan proyek Tanjung Adikarto tidak ideal

id legislator: peralatan proyek

Legislator: peralatan proyek Tanjung Adikarto tidak ideal

Pelabuhan Tanjung Adikarto di Kabupaten Kulon Progo (Foto Antara/Mamiek)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Komisi II dan III DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyayangkan peralatan yang digunakan untuk menyelesaikan proyek Pelabuhan Tanjung Adikarto tidak sesuai spesifikasi atau tidak ideal, sehingga dikhawatirkan pengoperasian pelabuhan mundur dari rencana.

Ketua Komisi III DPRD Kulon Progo, Hamam Cahyadi di Kulon Progo, Selasa, menilai alat pengeruk yang digunakan para pekerja tidak memenuhi kapasitas ideal, sehingga dirinya menyangsikan bila pekerjaan tersebut bisa selesai tepat waktu.

"Pekerjaan ini akan berakhir pertengahan November. Kalau alatnya hanya seperti ini kemungkinan tidak akan selesai tepat waktu," kata Hamam.

Hal itu terungkap saat Komisi II dan III DPRD melakukan kunjungan lapangan ke lokasi pelabuhan, Selasa (1/9). Beberapa pekerja dari PT Hamdaru Adi Putra selaku rekanan, tampak mengoperasikan diesel di atas perahu kecil untuk menyedot pasir dari dasar kolam.

Namun pipa besar yang dipasang untuk menaikkan pasir ke sebelah selatan kolam sama sekali tak berfungsi. Tidak ada air ataupun pasir yang kemuar dari mulut pipa yang tersambung sepanjang sekitar 70 meter tersebut.

Untuk itu, Hamam minta agar pengawas pekerjaan mengawasi secara ketat. Menurutnya, peralatan yang digunakan tidak memadahi rekanan perlu mengganti dengan alat yang lebih representatif, agar pekerjaan itu bisa selesai tepat waktu.

Ia juga berharap, SKPD pengampu pembangunan Pelabuhan Selo Adikarto agar bisa menerapkan teknologi permanen dalam pengerjaan kolam. Selama ini yang dilakukan hanya pengerukan. Padahal sedimentasi kolam tersebut sangat tinggi karena merupakan lahan pasir.

"Kalau hanya dikeruk dalam waktu yang sangat pendek akan terjadi pendangkalan lagi. Ini tidak efektif. Perlu dilakukan rekayasa teknologi agar hasil pengerukan bisa bertahan lama," kata politisi PKS tersebut.

Ketua Komisi II DPRD Kulon Progo, Muhtarom juga menyayangkan kinerja rekanan yang kurang profesional karena hanya mengunakan peralatan yang sederhana. Menurut dia, pelabuhan tersebut direncanakan akan beroperasi tahun depan. Kalau pengerjaannya seperti itu Muhtarom khawatir rencana tersebut tidak terealisasi.

"Rekanan seharusnya menggunakan alat seperti yang dipakai untuk mengeruk di bagian pintu masuk pelabuhan. Selain mesin pengeruknya berkapasitas besar, pipa pembuangannya juga kuat. Kalau ini berlangsung terus bisa dipastikan pengoperasian pelabuhan akan mundur. Padahal nelayan sangat berharap agar pelabuhan ini segera bisa digunakan," kata Muhtarom.

(KR-STR)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024