Pembangunan RS Pratama Yogyakarta capai 90 persen

id rs pratama

Pembangunan RS Pratama Yogyakarta capai 90 persen

Pemkot Yogyakarta (Foto Istimewa)

Yogyakarta, (Antara Jogja) - Pembangunan Rumah Sakit Pratama Yogyakarta yang akan menjadi rumah sakit penghubung antara layanan puskesmas sebelum dirujuk ke RS Jogja sudah mencapai sekitar 90 persen dan direncanakan selesai pertengahan Oktober.

"Tingkat kemajuan pembangunan sudah baik, bahkan lebih cepat dari rencana. Deviasi antara realisasi pembangunan dengan perencanaan adalah +3," kata Kepala Dinas Bangunan dan Aset Daerah (DBGAD) Kota Yogyakarta Hari Setya Wacana di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, sejumlah kekurangan yang masih harus diselesaikan oleh pelaksana kegiatan adalah penyelesaian instalasi listrik dan pemasangan genset serta lift pada akhir September.

RS Pratama yang akan menjadi rumah sakit kelas D tersebut dibangun di tanah seluas 3.775 meter persegi dengan luas bangunan 8.900 meter persegi. Gedung dibangun setinggi lima lantai dan dilengkapi "basement".

Rumah sakit yang nantinya bersatus sebagai badan layanan umum daerah tersebut mempu menampung 71 tempat tidur dan direncanakan dilengkapi dengan berbagai fasilitas layanan pendukung seperti Instalasi Gawat Darurat, ruang ICU, layanan poliklinik rawat jalan, ruang bedah, dan ruang kantor untuk menunjang operasional rumah sakit.

Total anggaran yang digunakan untuk pembangunan rumah sakit sekitar Rp65 miliar yang dianggarkan secara "multiyears". Proses pembangunan dilakukan sejak pertengahan 2014.

Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti melakukan peninjauan secara langsung ke lokasi pekerjaan untuk memastikan agar rumah sakit tersebut dapat diselesaikan tepat waktu dan kondisi bangunan sesuai dengan kontrak yang sudah disepakati.

"Saya ingin memastikan bahwa pembangunan tepat waktu. Apalagi akhir-akhir ini terjadi pelemahan rupiah. Saya harap, hal itu tidak mempengaruhi `progress` pembangunan sehingga penyelesaiannya terlambat," katanya.

Ia pun mengatakan akan memastikan kondisi bangunan dan seluruh fasilitas pendukung seperti aliran listrik, kondisi lampu, pendingin ruangan, lift, genset dan aliran air di rumah sakit tersebut berfungsi sempurna sebelum serah terima bangunan.

RS Pratama tersebut direncanakan mulai beroperasi pada triwulan kedua 2016. "Untuk sumber daya manusia (SDM) yang nantinya bekerja di rumah sakit harus profesional dan tidak ada yang namanya pegawai titipan dari oknum-oknum tertentu," katanya.

Sementara itu, Manajer Proyek Pembangunan RS Pratama Sugino mengatakan optimistis bisa menyelesaikan pekerjaan pembangunan rumah sakit sesuai rencana.

"Tidak ada pengaruh dengan pelemahan rupiah karena barang-barang yang dibutuhkan sudah dibeli sebelum dolar menguat seperti lift dan genset. Ada perbedaan harga hingga 30 persen jika dibanding sebelum terjadi pelemahan rupiah," katanya.

Sugino mengatakan, ada sejumlah kendala saat proses pembangunan khususnya pembangunan struktur bangunan.

"Lahannya terbatas dan disekelilingnya sudah permukiman penduduk. Sehingga saat kami harus melalukan penggalian sedalam empat meter, ada beberapa bagian yang harus dikuatkan lebih dulu agar tidak mempengaruhi bangunan di sekitarnya," katanya. ***3***

(E013)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024