Bantul menelusuri dampak pelemahan ekonomi pada industri

id bantul

Bantul menelusuri dampak pelemahan ekonomi pada industri

Kabupaten Bantul (Foto Istimewa)

Bantul, (Antara Jogja) - Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai menelusuri dampak pelemahan ekonomi yang melanda Indonesia pada industri menengah dan besar di daerah ini.

"Hari ini (Jumat,4/9) kami mulai melakukan silaturahim ke pabrik-pabrik, karena kami akan mencoba telusuri sejauh mana dampak itu (pelemahan ekonomi) di industri menengah dan besar di Bantul," kata Kepala Disperindagkop Bantul, Sulistyanto di sela meninjau salah satu pabrik garmen di Bantul, Jumat.

Pada kesempatan tersebut, pihaknya bersama rombongan dari Disperindagkop Bantul berencana melakukan kunjungan ke beberapa lokasi industri atau pabrik skala menengah dan besar yang menyerap ratusan hingga ribuan tenaha kerja.

Ia mengatakan, penelusuran juga dilakukan menyusul informasi mengenai adanya sejumlah perusahaan besar di kota besar seperti Batam dan Jakarta yang terkena dampaknya, bahkan sampai melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Ini juga bagian dari kami mengarahkan, karena kita faham betul kondisi ekonomi Indonesia dan dunia baru merosot, bahkan saya melihat beberapa daerah lain sampai terjadi PHK, makanya dinas mulai melakukan beberapa silaturahmi," katanya.

Sulistyanto mengatakan, penelusuran mengenai dampak pelemahan ekonomi bagi industri skala menengah dan besar rencananya akan dilakukan hingga beberapa hari ke depan, untuk selanjutnya pihaknya akan memetakan industri yang terkena dampak itu.

"Ini bukan sidak (inspeksi mendadak), tapi silaturahmi dalam rangka mengarahkan mereka apakah terdampak hal itu, karena tujuan utama kami agar jangan sampai ada PHK," kata dia.

Sementara itu, berdasarkan hasil penelurusan sementara di dua pabrik menengah yang telah dikunjungi, menurut dia, kondisi pelemahan ekonomi tersebut tidak berdampak pada pabrik pelintingan rokok dan pabrik garmen meskipun bahan baku dari impor.

"Dari yang dua (pabrik) ini sudah kelihatan tidak ada PHK, makanya saya harap yang lain juga tidak ada, malahan di sini (pabrik garmen) yang bahan baku 95 persen impor tidak ada permasalahan," katanya.***3***

(KR-HRI)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024