Nelayan Gunung Kidul tidak melaut karena gelombang

id nelayan gunung kidul

Nelayan Gunung Kidul tidak melaut karena gelombang

Kalanhan nelayan Pantai Baron Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta,mendarat dengan membawa kkan hasil tangkapan. Saat ini, nelayan menangkap ikan kakap dan tongkol. (Foto Antara/mamiek)

Gunung Kidul (Antara Jogja) - Nelayan di Pantai Baron, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak melaut sejak dua minggu terakhir karena musim paceklik ikan dan tingginya gelombang.

"Kami tidak melaut sejak pertengahan Agustus, kemungkinan kembali melaut pada pertengahan September," kata anggota kelompok nelayan Mina Samudra, Karsono di Gunung Kidul, Sabtu.

Ia mengatakan jumlah kapal yang melaut setiap harinya selama paceklik iklan sebanyak lima hingga enam unit dari 60 kapal milik nelayan Mina Samudra, Pantai Baron. Hasil tangkapan juga sedikit.

"Setiap kapal yang melaut hanya mendapat 15 kilogram hingga 20 kilogram. Ikan yang ditingkap hanya tongkol yang harganya murah," katanya.

Ia mengatakan biaya sekali melaut Rp150 ribu untuk membeli bensin campur 10 liter, bekal makan dan lainnya. Setiap kapal terdiri atas dua sampai tiga orang, kalau kurang dari itu akan mengalami kesulitan.

"Hasil tangkapan ikan hanya cukup untuk biaya operasional, tapi kami tetap bertahan," katanya.

Selain itu, ia mengatakan Kelompok Mina Samudra mendapat bantuan Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) sebesar Rp100 juta pada 2015. Bantuan ini dikelola kelompok untuk mensejahterakan nelayan.

"Nelayan Mina Samudra dapat meminjam uang ke koperasi untuk digunakan sebagai modal usaha perikanan atau biaya melaut," katanya.

Anggota Kelompok Nelayan Mina Samudra Baron Sukadi mengatakan kondisi cuaca di wilayah selatan tidak mendukung untuk melaut. Setiap kapal yang mendarat rata-rata mendapat ikan 20 kilogram.

"Saat paceklik ikan, hasil tangkapan ikan di bawah 15 kilogram sekali melaut, tapi saat ini hasil tangkapan cukup lumayan," katanya.

Dia mengatakan hasil tangkapan ikan berupa tongkol Rp25 ribu per kg, lele laut Rp20 ribu per kg, kakap dari Rp30 ribu, Rp35 ribu hingga Rp80 ribu tergantung pada ukuran ikan, sidat Rp30 ribu per kg.

"Pendapatan bersih Rp200 ribu. Kalau hasil tangkapan kakap lebih banyak, pendapatan nelayan juga bertambah," katanya.

(KR-STR)