Peternak sapi Bantul kesulitan dapatkan pakan ternak

id pakan ternak

Peternak sapi Bantul kesulitan dapatkan pakan ternak

Ilustrasi ternak sapi butuhkan pakan (antaranews.com)

Bantul (Antara Jogja) - Peternak sapi wilayah di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami kesulitan mendapatkan rumput sebagai pakan ternak mereka akibat musim kemarau panjang 2015.

"Kalau untuk pakan ternak sudah sulit didapat, karena semua tanaman mulai mengering, rumput-rumput tidak tumbuh," kata peternak sapi dari Desa Dlingo, Bantul, Samsul Malik di Bantul, Sabtu.

Menurut dia, suitnya mendapatkan rumput untuk pakan ternak di daerahnya sudah dirasakan sejak hampir sebulan terakhir, sebab hijauan jenis rumput gajah dan kolonjono di wilayah perbukitan Dlingo pada mengering di musim kemarau ini.

Ia mengatakan, karena kesulitan mencari rumput, maka dirinya terpaksa membeli pakan siap pakai yang dijual warga di daerah dataran rendah dengan harga yang menurutnya cukup besar dibanding mencari rumput di lahan.

"Sudah satu bulanan ini saya beli pakan (rumput), harga per ikatnya rata-rata Rp10 ribu, ada yang berisi daun pohon jagung, juga ada rumput," kata dia.

Samsul yang memiliki empat sapi dan dua kambing di kandang miliknya ini dalam setiap hari menghabiskan tiga sampai empat ikat pakan, yang kemudian dicampur dengan konsentrat.

"Rata-rata semua peternak di Dlingo mengalami kesulitan mendapatkan pakan, sehingga harus beli di daerah Banguntapan misalnya. Di Dlingo ini hampir 70 persen peternak baik sapi maupun kambing," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul, Partogi Dame Pakpahan, mengakui produksi pakan ternak mengalami penurunan karena musim kemarau tumbuhan hijauan tidak tumbuh maksimal, begitu juga padi yang rata-rata tidak ditanam saat musim kemarau.

Namun demikian, kata dia, peternak tetap bisa mendapatkan pakan dengan membeli pakan dalam bentuk kemasan yang diproduksi pabrik, yang tentu petani harus mengeluarkan biaya lebih besar dibanding pakan hijauan.

"Ketika produksi pakan ternak turun, maka sebagian petani ada yang sulit cari, sehingga membeli pakan yang diproduksi pabrik, tentu harus keluar biaya lebih, apalagi kalau bahan bakunya impor," katanya.

(KR-HRI)