Pedagang pasar tradisional kukuhkan eksistensi melalui kirab

id Pedagang pasar tradisional kukuhkan eksistensi melalui kirab

Pedagang pasar tradisional kukuhkan eksistensi melalui kirab

Pawai budaya paguyuban pedagan pasar tradisonal Se-Kota Yogakarta, Minggu (4/10), Sejumlah pedagang membawa gunungan yang menampilkan ciri khas masing-masing komooditas unggulannya, pawai budaya tersebut digelar untuk memperingati HUT Kota Yogakarta

Yogyakarta (Antara Jogja) - Ribuan pedagang dari seluruh pasar tradisional di Kota Yogyakarta menggelar kirab guna menunjukkan kepada masyarakat bahwa pasar tradisional masih eksis dan tiap-tiap pasar memiliki keunikan.

"Kami ingin menunjukkan keberadaan kami dengan tiap keunikan yang dimiliki. Oleh karena itu, dalam kirab ini tiap pasar mencoba menampilkan keunikannya masing-masing," kata Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Yogyakarta Margono di Yogyakarta, Minggu.

Dalam kirab tersebut, keunikan dari tiap pasar diwujudkan dari gunungan yang dibawa pedagang saat kirab. Gunungan terbuat dari komoditas yang paling banyak dijumpai di tiap pasar.

Pasar Terban, yang terkenal dengan komoditas ayam, membawa gunungan ayam yang sudah dimasak menjadi berbagai jenis masakan; Pasar Beringharjo, yang terkenal dengan komoditas batik dan fashion, membawa gunungan yang terbuat dari batik dan beragam jenis pakaian; dan Pasar Karangkajen membawa gunungan dari ketela.

Selain membawa gunungan yang beragam, pedagang pun tampil atraktif dengan kostum warna-warni yang menampilkan berbagai karakter, seperti wayang orang, punakawan, hingga tokoh peri.

Seperti penyelenggaraan tahun lalu, kirab pedagang pasar tradisional dimulai dari Pasar Beringharjo dan finis di Pasar Ngasem. Gunungan yang dibawa pedagang pun diperebutkan oleh masyarakat yang sudah menunggu di Pasar Ngasem.

Namun, pada penyelenggaraan tahun ini, peserta kirab dituntut lebih serius saat menampilkan keunikan pasarnya masing-masing karena ada tim juri yang menilai setiap peserta. Peserta dinilai dalam kategori gunungan terbaik dan "cucuk lampah" atau iring-iringan cara berjalan kontingen terbaik.

Kegiatan kirab pedagang pasar tradisional Kota Yogyakarta sudah digelar keempat kalinya pada tahun ini dan biasanya digelar untuk memperingati hari ulang tahun Kota Yogyakarta sekaligus puncak acara gelar promo pasar tradisional.

Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti memberikan apresiasi kepada seluruh pedagang pasar tradisional yang sudah mengikuti kirab.

"Pasar tradisional perlu terus menunjukkan eksistensinya," katanya yang tidak lupa mengajak masyarakat untuk menjadikan berbelanja di pasar tradisional sebagai gaya hidup.

Pasar tradisional, lanjut dia, memiliki keunikan yang tidak mungkin ditemukan di pasar modern, salah satunya budaya tawar-menawar harga antara pedagang dan pembeli.

Meski demikian, kata Haryadi, pengelolaan pasar tradisional perlu terus diperbaiki sesuai slogan pasar selama ini, yaitu `pasare resik, atine becik, rejeki apik` (pasarnya bersih, hatinya baik, rezekinya bagus) dan ada tambahan `sing tuku ora kecelik` (pembeli tidak kecewa).

"Pengelolaan yang baik penting dilakukan agar pasar tradisional tidak kalah bersaing dengan pasar modern," katanya.

Selain kirab pedagang, di Pasar Ngasem juga digelar Festival Pasar Rakyat oleh Yayasan Danamon Peduli yang menampilkan berbagai kegiatan seperti lomba mewarnai, dan memasak.

Pemkot Yogyakarta dan yayasan tersebut kemudian menandatangani kesepahaman bersama untuk pengembangan pasar tradisional.

(U.E013)
Pewarta :
Editor: Agus Priyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024