Yogyakarta (Antara Jogja) - Dewan Harian Daerah Badan Penerus Pembudaya Kejuangan 45 Daerah Istimewa Yogyakarta mengusulkan peristiwa penyerbuan Kotabaru, Yogyakarta pada 7 Oktober 1945 bisa diperingati secara nasional.
"Kami sudah usulkan ke pemerintah pusat, namun baru sekadar lisan, nanti akan kami tindak lanjuti dengan syarat-syarat lainnya," kata Pengurus DHD 45 Bidang Sosialisasi Nilai Kejuangan Gatot Marsono di pendopo Taman Makam Pahlawan Kusumanegara Yogyakarta, Selasa.
Di sela sosialisasi peristiwa penyerbuan Kotabaru kepala puluhan pelajar SMP dan SMA di Yogyakarta, ia menjelaskan penyerbuan Kotabaru terjadi akibat masih bercokolnya tentara Jepang di Yogyakarta padahal Indonesia sudah menyatakan kemerdekaannya. Bendera Jepang juga diketahui masih berkibar di Gedung Agung.
"Jika tidak segera diminta keluar, maka Jepang bisa semakin menguasai Yogyakarta. Oleh karena itu, para pejuang di Yogyakarta berinisiatif untuk melakukan serbuan ke markas tentara Jepang yang ada di Kotabaru," katanya.
Akibat serangan tersebut, sebanyak 21 pejuang dari Yogyakarta meninggal dunia. Sejumlah nama pejuang yang meninggal dunia kemudian diabadikan menjadi nama jalan di kawasan Kotabaru dan sekitarnya seperti Faridan M Noto, I Dewa Nyoman Oka dan Atmo Sukarto.
Pada pihak Jepang diketahui 27 tentara meninggal dunia dan sekitar 360 tentara dijebloskan ke penjara di Wirogunan Yogyakarta. Tentara Jepang yang ada di lokasi lain seperti Pingit menyerahkan diri dan akhirnya pergi dari Indonesia.
"Generasi muda perlu meneladani sikap para pejuang ini karena mereka rela berkorban untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia," katanya.
Sebuah monumen kemudian dibangun di halaman gedung bekas markas Tentara Jepang untuk memperingati peristiwa tersebut.
"Peristiwa tersebut memang tidak banyak dikenal secara umum karena warga Yogyakarta itu memiliki sikap `lembah manah` (tidak menuntut pengakuan)," katanya.
Selain Serbuan Kotabaru, sejumlah peristiwa penting yang terjadi di Yogyakarta selama masa awal kemerdekaan yaitu Serangan Umum 1 Maret 1949 dan Yogya Kembali pada 29 Juni 1949.
"Ketiga peristiwa ini menjadi tonggak sejarah bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan. Seharusnya, ketiganya bisa diperingati secara nasional, tidak kalah dengan peringatan Hari Pahlawan 10 November," katanya. (E013)
Berita Lainnya
Kawasan wisata Tugu Dandang Semarang dibenahi tarik turis
Selasa, 5 Maret 2024 7:57 Wib
Menhub meninjau tiga stasiun di jalur selatan Jawa
Senin, 1 Januari 2024 23:10 Wib
Jokowi teken Tugu Pancasila di Fakfak
Jumat, 24 November 2023 9:11 Wib
Pemkot investigasi limbah cair di kawasan Tugu Yogyakarta
Rabu, 1 November 2023 18:30 Wib
Bakpia Kukus Tugu Jogja dan Pemkab Sleman dukung pemberdayaan UMKM
Selasa, 31 Oktober 2023 23:34 Wib
Bakpia Kukus Tugu Jogja "grand opening" toko terbesar
Jumat, 27 Oktober 2023 23:43 Wib
KAI sampaikan maaf kepada pelanggan atas terganggu anjloknya Argo Semeru
Selasa, 17 Oktober 2023 19:17 Wib
PMI berharap KAI membuka pusat krisis di Stasiun Wates dan Tugu
Selasa, 17 Oktober 2023 16:22 Wib