Yogyakarta (Antara Jogja) - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta menilai pembebasan visa wisatawan mancanegara hingga saat ini belum memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan jumlah okupansi perhotelan.
"Selain memang masih dalam masa `low season`, visa yang dibebaskan bagi sejumlah negara belum memengaruhi okupansi," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Istijab M Danunagoro di Yogyakarta, Selasa.
Ia mengatakan, sejak awal Agustus 2015 hingga saat ini tingkat okupansi hotel bintang maupun non bintang relatif stabil dengan rata-rata berkisar 40-50 persen.
Menurut Istijab, dampak dari pembebasan visa bagi 45 negara tersebut masih membutuhkan proses sosialisasi di masing-masing negara sehingga belum dapat dirasakan dalam jangka pendek. "Selain itu juga bergantung inisiatif pemerintah serta pelaku pariwisata untuk meningkatkan promosi," kata dia.
Dia mengatakan, dampak yang paling dominan dirasakan oleh pelaku bisnis perhotelan di Yogyakarta justru masih terkait dengan kembali dibukanya kran kegiatan rapat di hotel bagi pegawai negeri sipil (PNS).
Hal itu, disebabkan kegiatan pertemuan, insentif, konferensi, dan pameran atau "MICE" yang paling banyak dilakukan oleh instansi pemerintah justru menjadi andalan utama perhotelan di Yogyakarta untuk mendongkrak okupansi.
"MICE memang yang hingga saat ini menjadi andalan kami," kata dia.
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata (Dispar) DIY, Imam Patandi mengatakan guna mendukung peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara ke Yogyakarta promosi wisata minat khusus akan diprioritaskan dalam setiap kunjungan ke negara-negara lain di Asia maupun Eropa.
Seiring dengan upaya tersebut, Dispar juga akan menggarap laman internet yang berisi informasi seputar potensi wisata DIY. "Promosi juga akan kami lakukan dengan memanfaatkan berbagai kunjungan pemerintah luar negeri ke Yogyakarta," kata mantan Kepala Bidang Kerja Sama Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) DIY ini.
Dispar DIY telah menargetkan jumlah kunjungan wiman pada 2015 meningkat 10 persen dibanding 2014 yang mencapai 254.213 orang. Hingga saat ini rata-rata wisman yang melakukan penerbangan langsung ke Yogyakarta hanya 3,33 persen. Selebihnya merupakan wisatawan yang sebelumnya telah mengunjungi Bali dan Jakarta."Wisatawan mancanegara yang berangkat dari Jakarta, kemudian melakukan perjalanan ke Yogyakarta mencapai 33,3 persen," kata dia.
(T.L007)
Berita Lainnya
Awas, potensi pelanggaran HAM di proyek wisata baru
Selasa, 19 Maret 2024 7:50 Wib
Pembebasan pilot Philip diupayakan via pendekatan gereja, papar Menko Polhukam
Kamis, 29 Februari 2024 4:53 Wib
Jadi daya tarik investasi EV, pembebasan bea masuk impor
Kamis, 11 Januari 2024 13:26 Wib
AS akan bawa pulang sandera dari Gaza
Rabu, 22 November 2023 6:12 Wib
Baca, pembebasan bea masuk beras hingga ekonomi Indonesia kuat
Rabu, 8 November 2023 6:39 Wib
Bulog diberi insentif pembebasan bea masuk beras
Selasa, 7 November 2023 6:43 Wib
Negara Eropa: Israel setop penggusuran rumah Palestina
Senin, 29 Mei 2023 7:34 Wib
400 lebih korban tewas diterjang Siklon Mocha di Myanmar
Rabu, 17 Mei 2023 15:28 Wib