Petani gula Kulon Progo rugi Rp15,4 miliar

id gula

Petani gula Kulon Progo rugi Rp15,4 miliar

ilustrasi(Foto Antara/Hery Sidik)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Petani gula kelapa di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami kerugian sekitar Rp15,4 miliar akibat tidak bisa mengekpor gula semut sejak April hingga Rabu.

Pembina Kelompok Usaha Bersama (KUB) Gendis Manis Desa Kalirejo Suparyono di Kulon Progo, Rabu, mengatakan produksi gula semut selama enam bulan sejak April 2015 sampai sekarang mencapai sekitar 1.028 ton.

"Harga rata-rata gula semut di tingkat petani Rp15 ribu per kilogram. Maka, kerugian mencapai sekitar Rp15,4 miliar," kata Suparyono.

Menurut dia, kerugian tersebut, termasuk persediaan sekitar 56 ton di Gudang KUB Gendis Manis, Kecamatan Kokap. Gula semut tersebut rencana akan dikirim ke Amerika. Tanpa diketahui alasannya, "buyer" (pembeli) meminta penundaan pengiriman produk tersebut.�

Ia mengatakan bahwa Kelompok Usaha Bersama (KUB) Gendis Manis sendiri memfasilitasi ekpor gula semut dari kelompok-kelompok di Desa Kalirejo. Gula semut di ekspor ke Amerika, Australia, dan sejumlah negara di Eropa.

"Selama tidak ada sertifikat organik, gula semut tidak bisa diekspor. Ekspor gula semut terhenti karena habis masa berlakunya lisensi sertifikasi organik sejak April 2015," katanya.

Bahan baku nira kelapa yang sudah telanjur diproduksi menjadi gula semut, kata dia, menumpuk di gudang kelompok dan sebagian di rumah petani gula kelapa.

"Belajar dari pengalaman ini seharusnya petani gula dapat memperluas pemasaran. Jangan hanya mengandalkan satu bayer. Ketika negara tujuan tidak menyerap, petani gula kelapa terpuruk," katanya.

Kabid Perdagangan Disperindag dan ESDM Kulon Progo Dewantoro mengimbau petani mempertahankan kualitas produk gula semut. Jangan sampai, petani gula semut mengurangi kualitas dengan alasan apa pun.

"Kami mengimbau petani mempertahankan kualitas, jangan mengejar kuantitas dengan tidak memperhatikan mutu. Kalau banyak permintaan, mereka juga yang untung," katanya.

KR-STR
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024