Warga Yogyakarta ubah botol plastik menjadi bros

id botol plastik

Warga Yogyakarta ubah botol plastik menjadi bros

Kerajinan dari limbah plastik Kerajinan limbah plastik produski kelompok "Sumber Rejeki" Desa Sumberagung, Bantul, DIY (foto ANTARA/Sidik) ()

Yogyakarta (Antara Jogja) - Warga Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta Enny Septiyawati mengolah sampah botol minum plastik menjadi sejumlah souvenir yang memiliki nilai jual lebih tinggi, seperti bros hingga bunga.

"Jika dijual begitu saja, maka harganya sangat rendah. Namun, jika sampah botol plastik ini dibuat menjadi berbagai kreasi seperti bros atau bunga, nilai jualnya bisa beberapa kali lipat," kata Enny di sela-sela pelatihan pembuatan kerajinan dari sampah di Yogyakarta, Selasa.

Enny yang sebelumnya aktif di Bank Sampah Klitren Kecamatan Gondokusuman mengatakan harga satu kilogram botol plastik bekas di tingkat pengepul terus turun dalam beberapa waktu terakhir.

Sebelumnya, harga botol plastik bekas bisa mencapai Rp4.000 per kilogram, namun kini hanya dihargai sekitar Rp1.300 hingga Rp2.000 per kilogram.

"Karena harganya terus turun, maka saya berinisiatif menyulap botol bekas itu menjadi kerajinan agar nilai jualnya tinggi. Setelah beberapa kali mencoba, maka saya berhasil membuat bros dan ternyata cukup disukai masyarakat," katanya.

Ia mengatakan, harga jual satu bros plastik tersebut bisa mencapai Rp5.000 atau Rp7.500 apabila disertai dengan kemasan yang bagus.

Botol plastik yang sudah dibersihkan kemudian digunting menyerupai kelopak bunga. Kelopak diberi lem dan glitter sesuai warna yang diinginkan. Bagian belakang bros kemudian diberi penyemat dan bisa juga diberi tambahan manik-manik sesuai selera.

"Dengan diubah menjadi bros, maka dari satu botol plastik ukuran besar bisa menghasilkan uang sekitar Rp20.000," katanya yang mengaku bisa membuat sebanyak 20 bros dalam satu hari.

Selain bros, Enny juga bisa menghasilkan berbagai karya lain dari sampah botol plastik seperti rangkaian bunga dan kerai atau gorden.

Selain memenuhi pesanan, hasil karyanya juga diikutkan di sejumlah pameran. "Saya bergabung menjadi binaan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Yogyakarta. Setiap ada pameran, saya ikut," katanya.

Total volume sampah yang dihasilkan Kota Yogyakarta setiap hari rata-rata 240 ton atau sekitar 100 hingga 120 truk per hari.

"Salah satu jenis sampah yang perlu mendapat perhatian adalah sampah plastik karena sulit terurai oleh mikroorganisme sehingga bisa mencemari lingkungan," kata Kepala Sub Bidang Daur Ulang Sampah BLH Kota Yogyakarta Faizah.

Namun demikian, lanjut dia, sampah plastik bisa memiliki nilai jual lebih tinggi apabila diolah kembali menjadi barang dalam jenis lain.


(E013)
Pewarta :
Editor: Mamiek
COPYRIGHT © ANTARA 2024