Yogyakarta (Antara Jogja) - Migrasi internasional sangat mempengaruhi peningkatan kehidupan sosial ekonomi kelompok keluarga miskin di Indonesia, kata Kepala Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Agus Heruanto Hadna.
"Alasan migrasi selain faktor ekonomi juga disebabkan adanya proses yang tidak tepat dalam pembangunan di desa," katanya pada pemaparan hasil studi migrasi internasional pekerja asal Ponorogo, Jawa Timur, di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, menjadi pekerja migran internasional masih menjadi pilihan bagi sebagian keluarga miskin di Indonesia untuk memperbaiki kondisi ekonomi. Dengan bermigrasi, keluarga yang ditinggalkan berharap pada remitansi meskipun hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Membatasi mereka untuk tidak bermigrasi tanpa menyediakan lapangan usaha baru tentu bukan kebijakan yang bijaksana. Upaya yang bisa dilakukan pemerintah adalah memberikan perlindungan bagi pekerja migran," katanya.
Ia mengatakan perlindungan itu bisa diberikan melalui kebijakan fasilitas pembiayaan kredit migrasi bagi rakyat miskin, menyederhanakan prosedur migrasi, dan menyediakan banyak lapangan pekerjaan di daerah asal melalui pembangunan infrastruktur.
"Program dana desa yang digulirkan pemerintah seharusnya bisa membuka banyak lapangan pekerjaan apabila diarahkan untuk peningkatan pembangunan infrastruktur. Namun, kami masih menyangsikan dana desa bisa dialokasikan untuk infrastruktur apalagi mampu menekan angka migrasi," katanya.
Selama ini, kata dia, persentase alokasi anggaran pembangunan untuk infrastruktur di Indonesia hanya dua persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Padahal, Tiongkok dan India itu sudah 8-10 persen dari PDB sehingga kekuatan ekonomi mereka kuat.
Menurut dia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dapat belajar dari pengalaman Tiongkok dan India. Saat ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memiliki anggaran besar untuk infrastruktur.
"Presiden Jokowi di masa mendatang harus berani mengambil kebijakan untuk meningkatkan alokasi dana pembangunan infrastruktur meskipun tidak mudah menyamai Tiongkok dan India," katanya.
Sementara itu, peneliti PSKK UGM Djoko Pitoyo mengatakan Kabupaten Ponorogo saat ini merupakan daerah penghasil pekerja migran internasional tertinggi di Provinsi Jawa Timur.
Bagi masyarakat Ponorogo, kata dia, bekerja di luar negeri telah menjadi gaya hidup turun menurun sejak masa kerajaan Islam di pantai utara Jawa.
Bahkan, pekerja migran asal Ponorogo saat ini tersebar di Amerika, Eropa, Hongkong, Taiwan, dan Timur Tengah.
"Persentase remitan yang dihasilkan migran internasional terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Ponorogo berkisar 30-40 persen," katanya.
(U.B015)
Berita Lainnya
Migrasi TikTok-Tokopedia perluas pasar UMKM Indonesia
Kamis, 21 Maret 2024 19:34 Wib
GoTo migrasi TikTok-Tokopedia segera selesai
Kamis, 29 Februari 2024 6:55 Wib
BRIN kembangkan jalur migrasi ikan air tawar
Jumat, 8 Desember 2023 6:30 Wib
Pasar Terapung Kuin antara migrasi-nilai kebaikan
Selasa, 12 September 2023 7:10 Wib
Terdampak angin topan, pengungsi Rohingnya di Bangladesh butuh bantuan
Kamis, 18 Mei 2023 6:11 Wib
Migrasi TV analog ke digital wujudkan siaran beragam
Rabu, 9 November 2022 6:28 Wib
Ada stasiun televisi swasta bandel belum migrasi ke siaran digital
Kamis, 3 November 2022 22:06 Wib
Kiat pemudik hingga fakta menarik sidang Amber Heard
Minggu, 1 Mei 2022 8:33 Wib