Disparbud Kota Yogyakarta optimistis serap 80 persen danais

id pemkot

Disparbud Kota Yogyakarta optimistis serap 80 persen danais

Pemkot Yogyakarta (Foto Istimewa)

Yogyakarta  (Antara Jogja) - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta optimistis mampu menyerap dana keistimewaan hingga 80 persen dari total anggaran pada tahun ini.

"Hingga akhir November, serapan dana bisa mencapai 80 persen. Serapan tidak bisa 100 persen karena masih ada beberapa kegiatan yang tidak bisa dijalankan khususnya kegiatan fisik," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta Eko Suryo Maharso di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, dana keistimewaan yang dikelola Dinas Pariwisata dan Kebudayaan pada tahun ini lebih banyak diserap untuk kegiatan yang sifatnya kebudayaan atau kesenian seperti pembentukan kelompok-kelompok seni di wilayah. Sepanjang 2015 terbentuk sekitar 900 kelompok seni di wilayah.

Selain untuk memfasilitasi pembentukan kelompok seni, dana keistimewaan pada tahun ini juga dimanfaatkan untuk pentas seni dan budaya di antaranya kegiatan "art point" yang rutin digelar di sejumlah lokasi seperti di Jalan Mangkubumi dan Pakualaman serta pentas seni di wilayah.

Sedangkan untuk kegiatan fisik, lanjut Eko, dimungkinkan tidak bisa dilaksanakan pada tahun ini karena sudah dikerjakan oleh Pemerintah DIY, seperti revitalisasi tembok beteng Keraton Yogyakarta atau penambahan "lighting" di sekitar beteng keraton.

Total dana keistimewaan yang dikelola Dinas Pariwisata dan Kebudayaan pada tahun ini mencapai sekitar Rp9 miliar atau lebih kecil dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp12 miliar.

Capaian realisasi penggunaan dana keistimewaan pada tahun ini, lanjut Eko, juga jauh lebih besar dibanding tahun sebelumnya yang hanya mencapai 25 persen dari total anggaran.

Sedangkan pada tahun anggaran 2016, dana keistimewaan yang akan dikelola Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta diperkirakan berkurang menjadi sekitar Rp4 miliar.

Eko menyebut, fokus kegiatan yang akan didanai dengan dana keistimewaan pada tahun depan adalah kegiatan fisik yaitu revitalisasi bangunan cagar budaya atau warisan budaya yang belum bisa dikerjakan tahun ini.

Sedangkan untuk kelompok seni dan budaya yang sudah terbentuk, dimungkinkan tidak akan memperoleh kucuran dana keistimewaan tahun depan. "Kami harapkan, kelompok-kelompok itu mampu mandiri. Tidak mungkin kami terus menerus memberikan bantuan kepada kelompok-kelompok tersebut," katanya.

Eko mengatakan, kelompok seni yang terbentuk harus mampu melewati seleksi alam. Jika bisa bertahan dan berkembang, maka kelompok tersebut dipastikan memiliki kualitas yang baik.

"Ini yang kami harapkan, yaitu munculnya kelompok-kelompok seni dengan kualitas yang baik," katanya yang mengusulkan agar kelompok seni tersebut menawarkan jasa kepada hotel-hotel di sekitar tempat tinggalnya.
(E013)

Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024