Dinkes waspadai penyakit leptospirosis saat musim hujan

id leptospirosis

Dinkes waspadai penyakit leptospirosis saat musim hujan

Ilustrasi (Foto antaranews.com)

Bantul, (Antara Jogja) - Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta warga mewaspadai leptospirosis, penyakit yang disebabkan bakteri leptospira yang ditularkan dari hewan terutama tikus saat musim hujan.

Kepala Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan (PMK) Dinkes Bantul, Pramudi Dharmawan di Bantul, Minggu mengatakan, penyakit leptospirosis yang bersumber dari kencing tikus ini biasanya menjangkiti korban melalui air kotor seperti air sungai.

"Bantul ini merupakan tempat berkumpulnya aliran sungai yang berhulu dari berbagai wilayah, sehingga potensi penyebaran penyakitnya (leptospirosis) lebih besar, sehingga perlu diwaspadai," kata Pramudi.

Menurut dia, ancaman penyakit leptospirosis semakin besar ketika musim hujan ini, sebab air kencing tikus yang mengandung bakteri leptospira akan mudah menyebar karena terbawa aliran sungai maupun genangan air.

Ia mengatakan, berdasar kasus penderita leptospirosis yang ada di Bantul, mayoritas atau sekitar 70 sampai 80 persen merupakan petani, sebab aktivitas mereka bertani di dalam air mempercepat penularan penyakit mematikan tersebut.

Pramudi mengatakan, saat musim hujan seperti ini, perkembangbiakan penyakit leptospirosis semakin cepat karena banyaknya genangan air yang timbul, sehingga pihaknya mengimbau agar masyarakat berhati-hati, terlebih bila memiliki luka.

"Leptospirosis merupakan penyakit yang menular melalui air, bakteri leptospira itu menyebar saat bercampur air. Di Bantul merupakan daerah paling rendah dibandingkan yang lain sehingga aliran air hujan akan mengalir ke Bantul," katanya.

Ia mengatakan, untuk pencegahan gar warga terutama petani tidak terkena penyakit ini, pihaknya sudah berusaha memberikan penyuluhan, selain itu Pemkab Bantul telah mengguatkan program sanitasi total berbasis masyarakat.

Menurutnya, ada lima pilar dalam program tersebut yakni stop buang air besar di sembarang tempat, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan sumber air bersih rumah tangga, pengelolaan air limbah rumah tangga serta pengelolaan sampah.

"Program ini sudah berjalan sejak 2012 dan terus digalakkan sampai sekarang, saat ini hampir semua desa di Kabupaten Bantul sudah melaksanakan program ini," kata Pramudi.

Sementara itu, Kepala Dinkes Bantul, Maya Sintowati Panji mengatakan, wilayah di Bantul yang menjadi endemis kasus leptospirosis di antaranya Jetis, Srandakan dan Pundong, sebab wilayah itu merupakan tempat tinggal penderita yang meninggal.

"Selain ketiga kecamatan tersebut (Jetis, Srandakan dan Pundong), kecamatan lain seperti Sewon, Sedayu, Pandak dan Bantul sekarang kami minta juga meningkatkan kewaspadaannya," katanya. ***4***

(KR-HRI)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024