Jogja (Antara Jogja) - Menteri pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi menyatakan masih akan memberlakukan moratorium pengangkatan pegawai negeri sipil pada 2016 karena keterbatasan anggaran negara.
"Pemerintah tidak memiliki cukup uang untuk terus menerus menambah pegawai," kata Menteri Yuddy di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, anggaran belanja pegawai pemerintah pusat saat ini telah melebihi 42 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sementara di tingkat daerah ada yang justru telah mencapai 80 persen sehingga perlu dilakukan penghematan.
"Kita sudah over. Oleh karena itu kami harus mengatakan stop penerimaan pegawai negeri sipil (PNS)," kata dia.
Meski demikian, ia mengecualikan untuk pegawai di sektor pendidikan dan kesehatan. Dua bidang kerja itu, menurut dia, masih dapat dilakukan penerimaan pegawai baru khususnya di daerah-daerah perbatasan atau terluar.
"Karena meski dokter jumlahnya sudah banyak, di daerah-daerah terluar dokter masih dibutuhkan, sekaligus untuk menjaga kedaulatan negara kita," kata dia.
Selain itu, ia mengatakan, pengangkatan PNS di daerah tertentu juga masih memungkinkan apabila ada formasi jabatan yang mendesak harus diisi untuk kepentingan masyarakat, dengan syarat anggaran pegawai di daerah masih memadai.
"Tapi bagi daerah yang sekalipun masih membutuhkan, uang tidak ada bagaimana membiayainya?," kata dia.
Kebijakan moratorium atau penghentian sementara pengangkatan PNS, menurut Yuddy ditempuh karena jumlah PNS telah mencapai kurang labih 4.517.000 pegawai. Dengan jumlah itu, rasion kepegawaian terhadap jumlah penduduk secara nasional ada pada angka 1,77.
Sementara banyak daerah yang rasio kepegawaiannya terhadap jumlah penduduk setempat tidak normal yakni mencapai angka 2,5 -3. Dengan rasio yang tinggi, maka belanja anggaran pegawainya juga akan membengkak tinggi.
"Setiap pengadaan satu pegawai akan meningkatkan beban belanja barang dan modal yang terkait dengan pegawai. Tidak cuma gaji, pengadaan baju korpri, kertas, serta belanja barang lainnya ikut membengkak," kata dia.
Padahal, di sisi lain sesuai analisis beban kerja di daerah, menurut dia, banyak personel PNS yang sesungguhnya di posisinya tidak terlalu diperlukan dalam pencapaian kinerjanya.
"Jangan sampai kita mengulang kesalahan negara lain seperti Yunani yang harus berhutang untuk membayar pegawainya karena kegagalan mengontrol anggaran belanja pegawainya," kata Yuddy.
(L007)
Berita Lainnya
Jokowi minta Menpan matangkan pemindahan ASN ke IKN
Jumat, 19 Januari 2024 18:05 Wib
Menpan RB-Mendikbudristek tuntaskan rekrutmen satu juta guru PPPK
Senin, 27 November 2023 20:05 Wib
Tes CASN transparan dan akuntabel, klaim Menpan
Jumat, 17 November 2023 12:21 Wib
Jokowi minta orientasi ASN jangan hanya urus SPJ
Selasa, 3 Oktober 2023 18:00 Wib
Alokasi anggaran tenaga honorer paling lambat 28 November 2023
Kamis, 14 September 2023 6:15 Wib
Komisi II DPR RI serahkan data tiga juta tenaga honorer kepada Menpan RB
Kamis, 14 September 2023 6:13 Wib
Tenaga honorer tak dihapus
Rabu, 13 September 2023 7:22 Wib
Pelamar siap-siap, pemerintah rekrut 572.496 ASN
Jumat, 4 Agustus 2023 5:11 Wib