Bantul petakan sungai rawan meluap musim hujan

id luapan sungai

Bantul petakan sungai rawan meluap musim hujan

Ilustrasi sungai meluap (Foto bbc.co.uk)

Bantul (Antara Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memetakan sejumlah sungai yang melintasi wilayah ini yang rawan meluap saat hujan turun dengan intensitas tinggi.

"Sungai-sungai besar di Bantul yang berhulu dari utara (Kabupaten Sleman) itu berpotensi meluap sehingga perlu diwaspadai saat musim hujan," kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bantul Dewanto Dwipoyono di Bantul, Sabtu.

Menurut dia, sejumlah sungai besar yang dipetakan rawan meluap tersebut antara lain Sungai Opak, Sungai Gajah Wong, Sungai Code, Sungai Winongo, Sungai Bedog, dan Sungai Progo.

Ia mengatakan sejumlah sungai yang berhulu dari Gunung Merapi di Sleman itu tersebar di seluruh kecamatan se-Bantul, namun meski rawan banjir, potensi luapan air sungai di setiap lokasi tidak sama tergantung kondisi.

"Memang kawasan (titik sungai) yang rawan banjir berpencar dan biasanya yang paling rawan itu titik yang merupakan pertemuan antara sungai-sungai, seperti di wilayah Pleret," katanya.

Dewanto mengatakan di wilayah timur yang rawan banjir luapan Sungai Opak yakni Kecamatan Pleret, sementara bagian tengah wilayah Desa Bangunharjo dari luapan Sungai Code, sedangkan di sebelah barat dari aliran Sungai Progo.

Ia mengatakan, selain sungai besar, sungai-sungai kecil di Bantul yang berpotensi banjir saat hujan deras yaitu Kali Celeng dan Kali Pesing, kedua sungai lokal tersebut berhulu di wilayah perbukitan.

"Kali Celeng hulunya di wilayah Munthuk (Dlingo) yang kemudian melintasi Desa Wukirsari sampai akhirnya masuk Sungai Oya di Sriharjo (Imogiri), sementara Kali Pesing melintasi wilayah Pleret," kata Dewanto.

Menurut dia, bencana banjir akibat luapan sungai memang tidak dapat dicegah, namun yang perlu diupayakan adalah meminimalisasi dampak yang diakibatkan dari bencana yang terjadi saat musim hujan itu.

"Kami aktifkan forum pengurangan risiko bencana (FPRB) di setiap desa, jadi kalau misalnya di utara hujan deras, kita yang di selatan harus waspada, karena satu sampai dua jam lagi akan sampai Bantul," katanya.

(KR-HRI)