Pemulihan hutan Merapi terkendala akasia

id hutan

Pemulihan hutan Merapi terkendala akasia

Hutan di lereng Gunung Merapi (Foto jogja.antaranews.com)

Sleman (Antara Jogja) - Upaya pemulihan hutan yang terbakar pascaerupsi Gunung Merapi 2010 terkendala banyaknya tumbuhan baru jenis pohon akasia yang tumbuh sehingga justru menghambat pertumbuhan tanaman atau pohon asli Merapi.

"Pemulihan hutan yang terbakar di lereng Merapi ternyata tidak mudah karena yang dominan tumbuh di kawasan hutan Merapi justru pepohonan jenis akasia, sedangkan pohon tersebut bukan merupakan tanaman asli Merapi, melainkan berasal dari Australia," kata Pejabat Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) Dhany Suryawan di Sleman, Selasa.

Menurut dia, tumbuhan akasia ini menjadi semacam gulma. Tumbuh menyebar dan mendominasi hampir seluruh bagian hutan, atau istilahnya "infasi alien spesies" di hutan lereng Gunung Merapi.

"Jika akasia ini terlalu dominan akan merugikan lantaran tumbuhan asli Merapi sulit masuk dan berkembang. Idealnya, hutan di daerah tropis pegunungan berupa campuran yang terdiri dari berbagai jenis tanaman. Sebab jika hanya satu jenis, produksi yang dihasilkan kurang maksimal," katanya.

Ia mengatakan, dengan adanya hutan campuran, sumber air bisa diperbanyak, selain itu juga menghasilkan sumber pakan satwa asli Merapi yang beragam, serta dapat mengantisipasi kebakaran hutan. 

"Jika tumbuhan akasia itu disukai satwa Merapi mungkin tidak terlalu masalah. Namun kenyataannya satwa seperti monyet yang terkenal doyan mengkonsumsi apa saja tidak mau memakannya, sehingga tanaman gulma ini jadi masalah," katanya.

Dhany mengatakan, guna mencegah gulma itu berkembang semakin luas, TNGM berupaya melakukan pengkayaan flora di hutan Merapi.

"Dari hasil kajian, akasia Australia tidak bisa hidup secara optimal jika berada dibawah naungan. Sehingga kami mengupayakan penanaman pohon asli Merapi yang tergolong cepat tumbuh dan dapat menjadi naungan. Semisal pohon dadap dan salam. Upaya penanaman ini sudah dilakukan sejak tahun 2012," katanya.

Ia mengatakan, meluasnya tanaman gulma jenis ini pernah terjadi pada 2006, dari pengalaman saat itu, akasia Australia bisa mati dengan sendirinya tapi butuh waktu lama.

"Di Fakultas Kehutanan UGM juga sedang dikembangkan musuh alami bagi akasia Australia. Yang bisa kami lakukan adalah upaya pengkayaan tanaman asli Merapi. Tidak mungkin kalau ditebang karena sesuai peraturan, di kawasan taman nasional tidak boleh ada penebangan pohon," katanya.***3***

V001
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024