Pedagang Pasar Kenteng tidak mendapat tempat berjualan

id pedagang pasar

Pedagang Pasar Kenteng tidak mendapat tempat berjualan

Pedagang Pasar Tradisional Kenteng Nangguoan, Kabupaten Kulon Progo, harus berjualan ditempat becek karena tidak mendapat lokasi berjualan. (Dok istimewa)

Kulon Progo, (Antara Jogja) - Sebanyak 380 pedagang di Pasar Kenteng Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak mendapat tempat berjualan berupa los atau kios sehingga mereka menggelar dagangan di jalan depan pasar.

Koordinator petugas Pasar Kenteng Giyatno di Kulon Progo, Selasa, mengatakan sebagian dari mereka juga berjualan di gang-gang di sela los.

"Sebenarnya, jumlah los yang ada mampu menampung semua pedagang. Namun karena jumlah pedagang terus bertambah banyak yang kemudian tidak kebagian tempat," kata Giyatno.

Ia mengatakan lebih dari separuh pedagang di pasar Kenteng, Desa Kembang, Kecamatan Nanggulan, berjualan di luar bangunan los dan kios. Jumlah kios dan los yang ada di pasar yang dibangun pada 1930 tersebut tidak mampu menampung pedagang yang ada.

Saat ini, kata Giyatno, jumlah pedagang yang berjualan di luar los dan kios sebanyak 380 orang. Kemudian, pedagang yang berada di dalam los ada 229 pedagang. Sedangkan yang menempati kios 18 orang.

"Dari 380 pedagang yang tidak kebagian los ada beberapa yang membuat bango secara swadaya. Ada tiga bango yang dibangun oleh pedagang," kata dia.

Ia mengatakan atas kondisi ini, beberapa pedagang yang tidak bisa tertampung dalam los pun mengeluh kepada Komisi II DPRD Kulon Progo. Mereka merasa kurang nyaman karena tempat berjualan terbuka.

Salah satu pedagang sayuran Pasar Kenteng Nanggulan, Tarti, 43, mengatakan saat hujan, dirinya kerepotan menata dagangannya. Ia harus menggelar plastik untuk menutup dagangan.

Ia mengatakan dirinya jualan sayur di gang-gang los, tapi dirinya tetap membayar retribusi dan jasa kebersihan yang dibayarkan sama dengan pedagang yang berada di los.

"Setiap hari pasaran, saya membayar retribusi sebesar Rp200 dan uang kebersihan Rp300," kata Tarti.

Ketua Komisi II DPRD Kulon Progo Muhtarom Asrori mengaku prihatin dengan kondisi Pasar Kenteng.

Menurut dia, sejak sekitar 90-an kondisi bangunannya tidak mengalami perubahan.

"Sejak saya melihat pasar ini, kondisinya masih sama. Bahkan ada beberapa los yang atapnya rusak berat dan tidak bisa ditempati. Ini sangat memprihatinkan karena pasar Kenteng merupakan pasar terbesar di Kulon Progo utara.

Untuk itu, lanjut Muhtarom, Komisi II akan berkoordinasi dengan eksekutif membahas persoalan ini. Jangan sampai, pasar tradisional sebagai pusat kegiatan ekonomi masyarakat ditinggalkan dan tergantikan toko jejaring.

"Kami akan mengusulkan agar pasar Kenteng segera dibangun. Baik untuk los maupun prasara pendukung seperti saluran drainase, tempat pembuangan sampah maupun MCK," kata dia.***3***

(KR-STR)