Angka penderita HIV/Aids di Bantul bertambah

id hiv/aids

Angka penderita HIV/Aids di Bantul bertambah

ilustrasi (foto antaranews.com)

Bantul, (Antara Jogja) - Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat angka penderita human immunodeficiency virus/acquired immune deficiency syndrome di daerah ini bertambah dibanding pada 2015 dibanding 2014.

"Kalau meningkat jelas meningkat karena berdasarkan data di kami angkanya semakin bertambah dan tidak ada menurunnya," kata Kasi Pengendalian Penyakit Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinkes Bantul Sriwahyu Joko Santosa di Bantul, Selasa.

Menurut dia, angka penderita HIV hingga akhir 2014 sebanyak 616 orang dan penderita AIDS berjumlah 222 orang, sedangkan pada 2015 sampai saat ini jumlah penderita HIV sebanyak 688 orang dan penderita AIDS sebanyak 262 orang.

Bertambahnya jumlah penderita HIV/AIDS di Bantul karena pihaknya melalui petugas kesehatan puskesmas secara rutin melakukan VCT (voluntary conseling and testing) dan pemeriksaan IMS (infeksi menular seks) untuk mengetahui penderita itu.

"Kalau penghitungan penderita HIV/AIDS di Bantul sudah dimulai sejak 1993, dan rata-rata penambahannya sekitar 70 orang per tahun, jadi data itu merupakan akumulasi data termasuk penderita yang baru-baru ini," kata Sriwahyu.

Ia mengatakan, orang yang sudah mengidap penyakit HIV memang tidak dapat disembuhkan, namun hanya bisa diobati dan dikendalikan melalui pengobatan khusus agar tidak menjadi penderita AIDS meskipun tetap menjadi penderita HIV.

"Jadi orang yang sudah kena HIV agar tidak menjadi AIDS bisa dikendalikan, pemeriksaan VCT itu juga agar yang menjadi AIDS lebih terkendali, karena kalau ketemu mereka (penderita HIV) langsung bisa diobati," katanya.

Ia mengatakan, sebab kalau sudah menjadi penderita AIDS, pasien tersebut rentan terkena penyakit hingga kehilangan nyawa, bahkan berdasarkan data yang tercatat, dari jumlah penderita itu 29 orang di antaranya meninggal.

"AIDSnya tidak menyebabkan pasien meninggal, namun biasanya ada penyakit penyerta atau infeksi penyakit lain misalnya kanker atau penyakit yang sudah kronis, mungkin kalau orang biasa diobati bisa sembuh, namun tidak bagi yang AIDS," katanya.***4***

(KR-HRI)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024