Bantul (Antara Jogja) - Sebanyak 11 pusat kesehatan masyarakat di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dilengkapi dengan voluntary counseling and testing sebagai upaya mendeteksi penyakit HIV/AIDS.
"Dari total 27 puskesmas yang ada di Bantul, sampai sekarang ini sudah ada 11 puskesmas yang bisa melakukan VCT," kata Kasi Pengendalian Penyakit Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Bantul Sriwahyu Joko Santosa di Bantul, Rabu.
Ia mengatakan 11 puskesmas VCT itu, antara lain Puskesmas Srandakan, Kretek, Bambanglipuro, Pajangan, Puskesmas Imogiri 1, Puskesmas Jetis 1, Puskesmas Kasihan 2, Puskesmas Dlingo 1, Sewon 2, Puskesmas Banguntapan 2, dan Puskesmas Sedayu 1.
Ia mengatakan puskesmas yang sudah dilengkapi VCT tersebut mempunyai tugas untuk melakukan pemeriksaan rutin terhadap warga yang terdapat faktor dengan tingkat populasi rentan terkena risiko penyakit HIV/AIDS di wilayah jangkauan masing-masing.
Beberapa jenis pekerjaan yang berisiko rentan terjangkit penyakit itu, di antaranya WPS (wanita penjaja seks), lelaki seks lelaki, (LSL), waria, pengguna narkoba suntik, orang yang bekerja di lingkungan "salon", dan pelanggan WPS.
"Penderita diketahui dengan cara petugas puskesmas melakukan sosialisasi terlebih dulu kepada masyarakat, kemudian mengundang mereka untuk dilakukan VCT, itu tergantung kemampuan masing-masing puskesmas," katanya.
Menurut dia, jika ditemukan masyarakat positif HIV/AIDS akan dirujuk untuk bisa dilakukan pengobatan dan perawatan di rumah sakit, agar setidaknya orang yang sudah positif HIV tidak menjadi pengidap AIDS, mengingat penyakit itu tidak dapat disembuhkan.
"Rumah sakit yang sudah dilengkapi VCT ada dua, yakni Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati sama R.S. Harjo Lukito, selama proses pengobatan penderita juga akan mendapatkan pendampingan dari LSM Vesta dan Viktory," katanya.
Ia mengatakan angka penderita HIV/AIDS di daerah setempat selama dua tahun terakhir bertambah. Pada akhir 2014 tercatat 616 penderita HIV, sedangkan AIDS berjumlah 222 orang. Pada 2015 sampai saat ini penderita HIV 688 orang dan penderita AIDS 262 orang.
"Kalau penghitungan penderita HIV/AIDS di Bantul sudah dimulai sejak 1993, dan rata-rata penambahannya sekitar 70 orang per tahun, jadi data itu merupakan akumulasi data, termasuk penderita yang baru-baru ini," kata Sriwahyu.
KR-HRI
Berita Lainnya
Puskesmas Wates Kulon Progo melayani konsultasi HIV warga binaan
Selasa, 27 Februari 2024 7:06 Wib
385 pasien TB di Indonesia setiap hari meninggal dunia
Senin, 19 Februari 2024 5:14 Wib
Indonesia dapat hibah Rp4,6 triliun guna eliminasi HIV-TBC
Jumat, 19 Januari 2024 4:55 Wib
PMJ meluncurkan aplikasi layanan kesehatan untuk orang dengan HIV/AIDS
Jumat, 19 Januari 2024 1:27 Wib
Pakar: 90 persen transmisi infeksi HIV dari ibu ke bayi
Rabu, 6 Desember 2023 1:40 Wib
Dinkes Kulon Progo memperkuat edukasi masyarakat cegah HIV/AIDS
Jumat, 1 Desember 2023 19:54 Wib
Kasus cacar monyet mayoritas sudah terjangkit HIV
Jumat, 3 November 2023 6:06 Wib
Ingin terhindar cacar monyet, masyarakat lakukan seks sehat
Selasa, 24 Oktober 2023 6:40 Wib