Petani pesisir Bantul tidak ubah kalender tanam

id petani

Petani pesisir Bantul tidak ubah kalender tanam

ilustrasi. (Foto ANTARA/Mamiek)

Bantul (Antara Jogja) - Petani lahan pasir pantai selatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada 2016 tidak akan mengubah kalender tanam meskipun ada kemungkinan penyimpangan cuaca berpotensi terjadi pada tahun ini.

Para petani pesisir tidak akan ubah kalender tanam, pada awal tahun tetap akan menanam padi, meskipun ada sebagian yang menanam sayuran, kata Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Bantul, Suroto di Bantul, Selasa.

Menurut dia, tidak mengubahnya kalender tanam atau seperti yang diterapkan tahun sebelumnya karena petani masih bisa mengatasi jika terjadi penyimpangan cuaca, apalagi sebagian petani sudah terbiasa menghadapi cuaca yang tidak menentu.

Ia mengatakan setelah menanam padi dan sebagian sayuran pada awal tahun, para petani lahan pasir pada Maret akan menanam bawang merah selama satu kali musim tanam.

"Bawang merah ini aka diselingi dengan tanaman cabai sebelum akhirnya pada Agustus sampai September para petani akan menanam bawang merah untuk musim tanam kedua," katanya.

Sementara itu, menurut dia, meski petani lahan pasir tidak mengubah kalender tanam, namun pihaknya mendorong kelompok tani mengurus badan hukum agar bisa menerima bantuan hibah peralatan dari pemerintah daerah setempat.

Ia mengatakan, adanya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah yang berlaku sejak 2015 salah satunya mengamanahkan bahwa hibah bantuan dari pemerintah daerah harus diberikan kepada kelompok yang berbadan hukum.

? ? ?"Dengan iklim cuaca yang seperti ini, ya tentu kami akan mendesak kelompok tani untuk segera mengurusnya (badan hukum), kan biayanya juga nggak terlalu mahal," katanya.

Ia mengatakan, di saat menghadapi penyimpangan cuaca karena pengaruh El Nino belakangan ini para petani membutuhkan mesin pompa penyedot air, terutama kelompok tani yang lahan garapannya jauh dari sumber irigasi.

? ? ?"Bagi yang punya pompa air atau dekat dengan saluran irigasi tidak pengaruh, karena masih bisa mendapatkan suplai air, tapi bagi yang jauh dari saluran irigasi dan belum berbadan hukum serta tidak punya mesin pompa air kan masalah," katanya.
KR-HRI
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024