Peneliti: obyek wisata Kaliurang butuh terobosan pengelolaan

id kaliurang

Peneliti: obyek wisata Kaliurang butuh terobosan pengelolaan

Pintu masuk objek wisata Kaliurang Yogyakarta (Foto Antara/dok)

Sleman, (Antara Jogja) - Pengelolaan objek wisata Kaliurang, di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta membutuhkan terobosan pengelolaan agar bisa lebih memakmurkan warga maupun pedagang setempat, kata Peneliti Ekonomi Kerakyatan dari Mubyarto Institute, Istianto Ari Wibowo.

"Selama ini terbukti meski ada wahana baru di kawasan objek wisata Kaliurang, namun pedagang masih belum merasakan dampak positifnya," kata Istianto Ari Wibowo, Senin.

Menurut dia, tujuan utama dari suatu tempat wisata adalah bisa meningkatkan kesejahteraan, khususnya masyarakat setempat.

"Wisatawan yang berkunjung di objek wisata itu tidak hanya mencari keindahan alamnya. Tapi juga mencari oleh-oleh atau makanan khas setempat," katanya.

Ia mengatakan, sejauh ini, wahana baru berupa Taman Lampion di kawasan Gardu Pandang Kaliurang dirasa belum berdampak pada pedagang setempat.

"Perlu adanya suatu dialog yang merangkul semua pemangku kepentingan di Kaliurang. Masalah ini harus dipikirkan bersama. Semisal saja melakukan terobosan dengan tidak memberlakukan tiket retribusi, kemudian, mendorong atau memajukan potensi lokal yang ada di Sleman," katanya.

Ia mengatakan, selama ini di Kaliurang dilakukan beberapa tiket retribusi. Untuk masuk di kawasan tersebut, misalnya. Ada Tempat Pemungutan Retribusi (TPR) sebelum masuk ke Kaliurang, kemudian di kawasan Kaliurang, pengunjung akan ke wahana lain masih harus membeli tiket masuk.

"Seperti di air terjun Tlogo Putri yang dikelola Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), Taman Bermain Anak, serta Taman Lampion milik Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Sleman," katanya.

Ia mengatakan, selain itu juga ada alternatif dengan terobosan lain, misalnya menyerahkan pengelolaan sepenuhnya kepada masyarakat setempat.

"Pemerintah hanya tinggal mematok target, keinginannya untuk mendapatkan pemasukan berapa dalam setahun. Sudah saatnya pemerintah itu percaya kepada masyarakat," katanya.

Pedagang sekaligus warga setempat Emy, mengatakan wahana baru Taman Lampion selama ini masih belum berdampak signifikan padanya.

"Adanya pengunjung tanya tempat Taman Lampion itu di mana," katanya.

Hal sama dikatakan Tulus (45) warga lainnya, pengunjung juga minatnya kurang untuk berbelanja sekadar makanan atau oleh-oleh.

"Mau bagaimana, tiket masuknya saja banyak. Di TPR sudah bayar, masuk Taman Lampion Bayar. Ke Tlogo Putri yang dikelola TNGM juga masih bayar," katanya. ***1***

(V001)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024