Kemtan jamin ketersediaan jagung aman

id jagung

Kemtan jamin ketersediaan jagung aman

ilustrasi petani panen jagung (foto ANTARA)

Kulon Progo, (Antara Jogja) - Kementerian Pertanian Republik Indonesia menjamin ketersediaan jagung sangat aman dan tidak perlu mengimpor, meski di pasar harganya sangat tinggi.

Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Pertanian (Kemtan) Justan Ridwan Siahaan di Kulon Progo, DI Yogyakarta, Selasa, mengatakan tingginya harga jagung di pasar disebabkan dugaan permainan kartel, sehingga barang tertahan di Semarang (Jawa Tengah) serta Medan (Sumater Utara).

"Kata orang begitu. Tapi suara yang terdengar, jagung tertahan di Tanjung Emas Semarang, dan Medan (Sumatera Utara). Tapi, kami menyatakan produksi ada dan aman stoknya," kata Justan usai meresmikian Desa Percontohan Pertanian di Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon Progo.

Namun demikian, ia mengatakan pemerintah tidak akan mengimpor jagung. Berdasarkan data statistik, ketersediaan jagung sangat banyak.

"Impor produksi pertanian harus menggunakan basis data. Kita impor basisnya apa? Kami stop impor. Ada tidak, produksi jagung di Indonesia. Data statistik menyebutkan ada," tegasnya.

Justan tidak menyalahkan pedagang atas tingginya harga jagung di tingkat konsumen. Namun, ia mengimbau supaya pedagang mengambil keuntungan yang wajar.

"Kalau mekanisme harga diserahkan ke pasar, tapi jangan keterlaluan, mengambil keuntungan yang besar. Kita juga perlu pedagang karena mereka membayar pajak. Pajak itu sumber penerimaan negara," ucapnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertan) Kulon Progo Bambang Tri Budi mengatakan pada 2014 produksi jagung mencapai 29.912 ton, pada 2015 turun menjadi 27.136 ton.

"Penurunan produksi jagung ini disebabkan berkurangnya luas lahan dari 5.036 hektare menjadi 4.187 hektare. Selain itu, dampak El Nino menyebabkan tanaman palawija mati, sehingga produksi turun," ujar Bambang.

Meski dari luasan lahan dan jumlah produksi mengalami penurunan, Bambang mengatakan produktivitas jagung mengalami kenaikan. Pada 2014, produktivitas jagung hanya 58,28 kuintal per hektare, pada 2015 naik menjadi 64,81 kuintal per hektare.

"Petani sudah menggunakan benih jagung hibrida hampir 99 persen, sehingga mendongkrak produktivitas panen," tuturnya.

Ia mengatakan kecamatan sentra penghasil jagung di Kulon Progo yakni Sentolo, Pengasih, Kalibawang, Girimulyo dan Lendah.

"Daerah ini merupakan penghasil jagung terbesar. Petani selalu menanam jagung setiap masa tanam ketiga," tambahnya.

Dia mengimbau kepada masyarakat untuk menanami lahan tadah hujan dan tegalan dengan palawija.

"Kami berharap lahan tegalan ditanami jagung. Potensi harga jagung sangat bagus, seiring tingginya permintaan jagung dari peternak ayam petelor," kata Bambang.***3***

(KR-STR)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024