Petani buah naga organik kualahan penuhi permintaan

id sabila faram

Petani buah naga organik kualahan penuhi permintaan

Gun Sutopo di tengah kebun buah miliknya (Foto ANTARA/Victorianus Sat Pranyoto)

Sleman, (Antara Jogja) - Petani buah naga di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta tidak mampu memenuhi permintaan pasar menjelang datangnya tahun baru Imlek.

"Menjelang Imlek memang permintaan buah naga meningkat tajam. Jika pada hari bisa permintaan hanya berkisar 25 kuintal, namun menjelang Imlek ini bisa mencapai 50 kuintal lebih," kata pemilik kebun buah Sabila Farm di Pakem, Sleman Gun Sutopo, Jumat.

Menurut dia, banyak permintaan buah naga dari beberapa daerah seperti Jakarta, Kalimantan, Sumatera dan sebagian di ekspor untuk memenuhi permintaan pasar internasional.

"Selain itu dari wilayah Yogyakarta sendiri permintaan buah naga juga cukup tinggi," katanya.

Ia mengatakan, selama ini dirinya sengaja mengembangkan pertanian buah naga organik dengan menggunakan pupuk kompos dan pupuk kandang sehingga hasilnya lebih terasa enak dan lebih manis.

"Beda sekali rasanya dengan buah naga yang diberi pupuk kimia. Meski harganya lebih mahal yakni Rp28 ribu per kilogram namun permintaan tetap tinggi, karena konsumen merasa lebih suka dengan rasa buah naga organik," katanya.

Sedangkan pemilik kebun buah naga di Jalan Kaliurang Km. 10,9 Gadingan, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman Gani mengatakan dirinya sudah kehabisan stok buah naga karena telah diborong pembeli sejak jauh-jauh hari.

"Saat ini saya sudah kehabisan stok buah naga, terakhir panen minggu lalu untuk memenuhi permintaan konsumen jelang Imlek.

Ia mengatakan, dari banyaknya pesanan jelang Imlek, ia hanya mampu melayani sekitar 50 persen dari total permintaan sekitar 40 kuintal.

"Panen mengalami kemunduran panen akibat cuaca buruk," katanya.

Gani mengatakan, dirinya biasa menjual buah naga putih Rp20 ribu per kilogram dan Rp25.000 untuk warna merah.

"Buah naga yang kami budidayakan ini tidak seperti kebanyakan dijual di pasaran. Karena proses penanaman dan perawatan dengan sistem organik," katanya.

Ia mengatakan, dirinya memiliki kebun buah naga sekitar dua hketare dengan 324 pohon buah naga, dan untuk proses penyerbukan dilakukan secara manual khususnya pada pohon buah naga warna merah.

"Saat berbunga, pada malam hari harus mengambil bunga penyerbukan dari pohon buah naga putih untuk ditebarkan di bunga pohon warna merah. Berbeda dengan yang lain harganya murah, ada yang menggunakan obat perangsang buah. Kalau kita murni organik, pakai pupuk kandang," katanya.***3***

(V001)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024