Bantul tidak temukan produk ASEAN beredar pasaran

id produk ASEAN

Bantul (Antara Jogja) - Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak menemukan produk asal negara-negara ASEAN beredar di pasaran setempat setelah berlaku Masyarakat Ekonomi ASEAN pada akhir 2015.

"Kami selalu memantau produk-produk yang beredar di pasaran setelah MEA, apakah ada produk ASEAN?, namun kami tidak menemukan produk itu (ASEAN) di Bantul," kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Bantul Sulistyanto di Bantul, Minggu.

Pihaknya tidak mengetahui tidak ataukah belum ada peredaran produk-produk negara-negara tetangga di pasaran Bantul tersebut, namun kondisi ini menunjukkan belum ada pertukaran dagangan di Bantul setelah berlakunya pasar bebas negara-negara ASEAN.

Ia mengatakan meski produk negara-negara ASEAN kecuali Indonesia belum membanjiri pasaran wilayah Bantul, namun pihaknya membantah MEA belum berdampak pada sektor perdagangan khususnya di Bantul, sebab menurutnya MEA tetap berjalan.

"Justru ini yang kami cermati, apakah sudah ada pertukaran dagangan atau belum, namun ini bukan berarti tidak ada dampak dari MEA, memang ada lalu lintas bebas produk-produk ASEAN ke Indonesia, namun belum masuk ke Bantul," katanya.

Namun demikian, kata dia, dalam waktu dekat ini rencananya sebuah lembaga yang bergerak di bidang koperasi dari Malaysia akan berkunjung ke Bantul dalam rangka melakukan penjajakan kerja sama bidang perdagangan setelah diberlakukannya MEA itu.

"Rencananya koperasi dari Malaysia mau ke Bantul, kalau jadi. Kemarin juga sudah kirim surat, kalau mereka ingin survei terlebih dulu, melihat produk-produk unggulan Bantul," katanya.

Menurut dia, pihaknya menyambut baik rencana kerja sama bidang perdagangan dengan lembaga dari Malaysia tersebut, sebab nantinya bisa saling pertukaran produk, sehingga produk unggulan dari Bantul bisa masuk dan beredar di pasaran Malaysia.

"Kita juga bisa tahu produk-produk yang bagaimana yang bisa masuk ASEAN, termasuk Malaysia. Ini termasuk upaya pemerintah bagaimana memasyarakatkan pasar bebas, tinggal bagaimana menangkap peluang tersebut," katanya.

(KR-HRI)