Yogyakarta (Antara Jogja) - Pemerintah Kota Yogyakarta akan melakukan evaluasi total mengenai kondisi Malioboro yang dinilai masih semrawut dan tidak teratur selama libur panjang perayaan Imlek akhir pekan lalu.
"Seperti yang bisa dilihat, kondisinya memang seperti itu. Tidak teratur karena banyaknya pengunjung di Malioboro. Saya akan lakukan evaluasi menyeluruh. Tujuan utamanya meningkatkan koordinasi semua pihak terkait," kata Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti di Yogyakarta, Selasa.
Selama libur panjang perayaan Imlek, Pemerintah Kota Yogyakarta memilih tidak memasang pagar pembatas yang biasanya terpasang di sisi barat Jalan Malioboro. "Ada banyak pertimbangan. Namun nyatanya kondisinya menjadi tidak tertib," lanjutnya.
Sejak akhir Desember 2015, Pemerintah Kota Yogyakarta memasang pagar pembatas berwarna jingga di sisi barat Jalan Malioboro. Namun, banyak yang mengkritik keberadaan pagar tersebut karena dinilai pemasangannya tidak tepat.
Pemerintah Kota Yogyakarta kemudian membongkar pagar tersebut sejak beberapa pekan lalu dan tidak memasangnya kembali hingga libur panjang Imlek. Pagar pembatas dipasang untuk menertibkan pengunjung, salah satunya menyeberang di lokasi yang sudah ditetapkan.
Selama libur panjang Imlek, Haryadi menilai, tiga unsur yang seharusnya terwujud di Malioboro sebagai tujuan utama wisata di Kota Yogyakarta yaitu keamanan, kebersihan dan ketertiban tidak terealisasi.
Ia tidak menampik jika banyak keluhan yang masuk dari wisatawan, seperti kondisi Malioboro yang sangat kotor karena sampah berserakan di mana-mana hingga banyak wisatawan yang kecopetan.
"Guna menyambut libur panjang akhir pekan lalu, kami sebenarnya sudah menambah 60 tempat sampah di Malioboro. Tetapi banyak yang hilang, mungkin hanya tersisa sekitar 10 tempat sampah saja. Bagaimana sampah tidak menumpuk," katanya.
Oleh karena itu, lanjut Haryadi, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri untuk mewujudkan Malioboro yang tertib, aman dan bersih.
"Perlu kerja sama dengan seluruh pihak termasuk komunitas yang ada di kawasan itu yaitu pedagang dan parkir. Jika tidak ada dukungan, maka ketertiban tidak bisa diwujudkan. Ketertiban di Malioboro adalah hal yang mutlak," katanya.
Haryadi menyebut, penataan Malioboro dengan mewujudkan kawasan yang tertib, aman dan bersih bukan hanya untuk kepentingan segelintir pihak tetapi untuk kepentingan yang lebih besar.
Ia pun mengusulkan perlunya dibentuk gugus tugas Malioboro sehingga upaya mewujudkan kondisi yang tertib, dan aman tidak hanya menjadi tugas dari Jogoboro selaku petugas pengamanan di Malioboro.
(E013)
Berita Lainnya
Pasar Beringharjo Yogyakarta
Senin, 18 Maret 2024 14:33 Wib
Gunungan oleh-oleh khas Yogyakarta setinggi 11 meter di Malioboro pecahkan Rekor MURI
Selasa, 5 Maret 2024 18:19 Wib
Belum selesai dengan kasus Hotel Top Malioboro, SKN kembali dilaporkan terkait dugaan penipuan investasi hotel dengan motif sama
Kamis, 29 Februari 2024 18:41 Wib
Pemkot Yogyakarta menambah ruang khusus rokok di Malioboro
Kamis, 1 Februari 2024 20:18 Wib
Bank KB Bukopin: "Transaksi Hotel Top Malioboro tanpa persetujuan tertulis dari kami"
Rabu, 31 Januari 2024 22:19 Wib
Presiden Jokowi ngopi bareng Basuki dan Budi Gunadi di Malioboro Yogyakarta
Rabu, 31 Januari 2024 1:38 Wib
Membedah simpang siur status kepemilikan Hotel Top Malioboro Yogyakarta
Selasa, 16 Januari 2024 20:49 Wib
Polda DIY sebut perayaan malam pergantian tahun di Malioboro kondusif
Senin, 1 Januari 2024 6:06 Wib