Desa wisata dii Bantul diminati wisatawan mancanegara

id desa wisata

Desa wisata dii Bantul diminati wisatawan mancanegara

Desa wisata Tembi di Kabupaten Bantul (Foto Istimewa)

Bantul (Antara) - Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Bambang Legowo mengatakan desa-desa wisata di daerah ini diminati wisatawan mancanegara karena memiliki daya tarik tersendiri.

"Kalau kunjungan wisatawan mancanegara itu biasanya ke desa-desa wisata, sebab tren sekarang ini desa wisata makin diminati wisatawan mancanegara, bahkan jumlahnya makin bertambah," katanya di Bantul, Selasa.

Menurut dia, seperti Desa Wisata Tembi di Timbulharjo, informasi yang pihaknya terima desa wisata yang terdapat rumah budaya dan `home stay` representatif ini beberapa waktu lalu dikunjungi wisatawan dari Korea Selatan.

"Kemudian di Desa Wisata Candran dan Kebon Agung Imogiri, kapan itu dikunjungi sekitar 150 tamu asing, bahkan mereka (wisman) juga sempat dibawa ke sini (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata)," katanya.

Ia mengatakan, kunjungan wisman ke desa wisata tidak hanya itu, melainkan di desa-desa wisata lain yang mempunyai destinasi khas lainnya, seperti Desa Wisata Giriloyo sebagai sentra batik, Desa Wisata Kasongan dengan khas kerajinan gerabah.

Namun demikian, saat ditanya jumlah kunjungan wisman ke Bantul yang tercatat selama satu tahun, pihaknya tidak mengetahui persis, sebab selain tidak ada laporan, juga dari desa wisata tidak mendata wisman karena tidak ada pungutan retribusi.

"Kita ada sekitar 30an desa wisata, dan memang belum semua dikunjungi wisman, namun kalau untuk data kami belum bisa ada setiap desa berapa, namun saya yakin ada kenaikan mencapai sepuluh persen per tahun," katanya.

Untuk mendata jumlah kunjungan wisman ke objek wisata terkena retribusi misalnya pantai maupun wisata gua pun menurutnya susah dideteksi, karena tidak ada perbedaan dalam pelayanan karcis dibanding dengan wisatawan nusantara.

"Kalau di Candi Borobudur dan Prambanan kan dibedakan tiket untuk wisatawan asing dengan wisatawan nusantara, sementara kami tidak. Dan rata-rata mereka (wisman) yang berkunjung ke Bantul itu hanya mampir saja, karena menginapnya di Yogyakarta," katanya.

(KR-HRI)