Gunung Kidul optimalkan puskesmas antisipasi gangguan jiwa

id Gunung Kidul optimalkan puskesmas antisipasi gangguan jiwa

Gunung Kidul optimalkan puskesmas antisipasi gangguan jiwa

Ilustrasi tenaga medis (Foto antaranews.com)

Gunung Kidul, (Antara Jogja) - Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memaksimalkan peran puskesmas untuk mengantisipasi gangguan jiwa dengan memberikan bimbingan konseling.

Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunung Kidul Dewi Irawati di Gunung Kidul, Rabu, mengatakan upaya untuk menekan gangguan jiwa terus dilakukan oleh Dinkes, salah satunya dengan sosialisasi di wilayah yang memiliki warga mengalami gangguan kejiwaan.

"Dari 18 kecamatan di Gunung Kidul, Kecamatan Rongkop masuk kategori tinggi, namun bukan berarti tidak ada di tempat lainnya," kata Dewi.

Ia mengatakan di Kecamatan Rongkop muncul karena di sana menjadi juara nasional dalam desa ramah jiwa.

"Model pendampingan yang dilakukan perawat untuk pendampingan desa ramah jiwa," katanya.

Dewi mengatakan pihaknya terus melakukan peningkatan pengetahuan bagi paramedis, agar pengetahuan meningkat dalam pendampingan pada masyarakat yang mengalami gangguan kejiwaan.

"Kami terus meningkatkan SDM paramedis, salah satunya untuk mengikuti pelatihan di RSU Gracia," katanya.

Selain itu, pihaknya rutin menggelar diklat penananganan gangguan kejiwaan yang melibatkan narasumber dari RSU Gracia, Sleman. "Kami juga terus melakukan sosialisasi kepada warga," kata Dewi.

Ia mengatakan masyarakat bila menemukan pasien gangguan jiwa yang sudah sembuh, sebaiknya memberikan dukungan moral dan mental.

"Jangan sampai dikucilkan, lingkungan sekitar memiliki peran yang penting, agar mantan penderita gangguan jiwa bisa hidup dengan tenang dan merasa menjadi bagian masyarakat karena penderita gangguan jiwa rentan kambuh," kata dia.

Camat Rongkop R. Asis Budiarto mengakui fenomena miris itu. Dia mengatakan, berdasarkan data, wilayah penyumbang terbesar jumlah orang sakit jiwa ada di Desa Petir.

Puskesmas dan pihak desa terus berusaha untuk bisa mendampingi warga menekan kasus gangguan jiwa.

"Penyakit ini membutuhkan peran serta masyarakaat untuk bisa menekannya," katanya.

Kades Petir Sarju mengatakan total ada 13 orang di daerahnya yang mengalami gangguan jiwa. Sebagai upaya penyembuhan terhadap warga yang sakit jiwa, sebanyak empat orang dibawa ke panti untuk disembuhkan.

"Untuk jumlah penderita sendiri memang belum semua tertangani," kata Sarju.

Menurut Sarju, Desa Petir paling banyak kasus orang mengalami gangguan jiwa. Bahkan, wilayahnya juga ikut serta dalam lomba ramah jiwa dan pendampingnya meraih juara tingkat nasional.





(U.KR-STR)