Yogyakarta (Antara Jogja) - Buah dan biji pare (Mommordica charantia L) yang mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, dan terpenoid berpotensi membunuh jentik nyamuk, kata mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Nilahazra Khoirunnisa.
"Senyawa-senyawa tersebut bisa mematikan syaraf dan menyerang sistem pernapasan yang bisa mengakibatkan kematian pada hewan-hewan kecil seperti jentik nyamuk termasuk Aedes aegypti," katanya di Yogyakarta, Kamis.
Ia mengatakan dirinya bersama empat mahasiswa Fakultas Biologi UGM yakni Ayu Safitri, Syindi Ariska FP, Diyah Tri Utami, dan Adhestya Alfiani berhasil menemukan dan membuat larvasida dari buah dan biji pare.
"Larvasida dari buah dan biji pare itu mampu mengendalikan jentik nyamuk yang ramah lingkungan serta tidak menimbulkan resistensi. Larvasida itu memiliki kemampuan untuk membunuh jentik nyamuk," katanya.
Menurut dia, untuk mengetahui efektivitas buah dan biji pare dalam membunuh larva mereka pun melakukan penelitian dalam skala laboratorium pada jentik nyamuk Aedes aegypti.
Nyamuk yang digunakan diperoleh dari Balai Litbang P2B2 Banjarnegara, Jawa Tengah. Jentik nyamuk tersebut selanjutnya direndam dalam ekstrak buah dan biji pare yang telah dilarutkan dengan etanol.
"Perendaman dilakukan selama 48 jam. Hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak buah dan biji pare mampu membunuh jentik nyamuk," kata Nila.
Diyah Tri Utami menambahkan hasil optimal untuk pemberian ekstrak buah pare pada konsentrasi 0,2 gram/100 mililiter mengakibatkan kematian larva hingga 100 persen, sedangkan untuk biji pare dengan konsentrasi lebih tinggi yakni 0,5 gram/100 mililiter.
"Kami berharap dengan penelitian itu bisa memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat mengenai alternatif pengendalian demam berdarah dengan menggunakan buah dan biji pare," katanya.
Menurut dia, berbagai senyawa yang terkandung dalam buah dan biji pare berpotensi digunakan sebagai larvasida alami yang ramah lingkungan.
"Ke depan masih dibutuhkan sejumlah penelitian lanjutan terhadap buah dan biji pare sebagai alternatif larvasida untuk mengetahui efeknya pada organisme lain," kata Diyah.
(B015)
Berita Lainnya
Berpotensi naik, impor minyak mentah imbas konflik Iran-Israel
Selasa, 16 April 2024 17:54 Wib
Prabowo dan Megawati berpotensi bertemu
Sabtu, 30 Maret 2024 20:28 Wib
Ketum Golkar berpotensi pimpin koalisi besar parpol
Sabtu, 23 Maret 2024 6:45 Wib
KPU berpotensi rekapitulasi suara hari ke-20 dalam dua panel
Senin, 18 Maret 2024 6:08 Wib
Satpol PP tertibkan kegiatan berpotensi ganggu Trantibum
Minggu, 17 Maret 2024 12:47 Wib
Gibran berpotensi jadi Ketum Golkar, beber pengamat
Rabu, 13 Maret 2024 6:41 Wib
Berpotensi melonjak tinggi, industri otomotif Indonesia
Sabtu, 2 Maret 2024 7:54 Wib
2.413 TPS berpotensi pemungutan suara ulang, beber Bawaslu RI
Jumat, 16 Februari 2024 5:04 Wib