Bantul intensifkan pengamatan sawah deteksi serangan wereng

id wereng

Bantul intensifkan pengamatan sawah deteksi serangan wereng

Ilustrasi hama wereng ( FOTO ANTARA/Siswowidodo)

Bantul, (Antara Jogja) - Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengintensifkan pengamatan lahan pertanian atau sawah di wilayah setempat untuk mendeteksi serangan hama wereng cokelat pada musim tanam ini.

"Minggu ini kami akan amati lagi, kalau masih ada serangan wereng dan perlu dikendalikan lagi, kami kendalikan," kata Koordinator Pengendalian Organisme Penggangu Tanaman (POPT) Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul, Widodo di Bantul, Jumat.

Menurut dia, belum lama ini pihaknya telah mengendalikan serangan hama wereng coklat dengan penyemprotan pestisida pada lahan pertanian padi seluas 280 hektare yang tersebar di empat kecamatan wilayah pesisir kabupaten ini.

Ia mengatakan, pengamatan pada sawah yang sebelumnya sudah disemprot pestisida itu guna mengetahui apakah hama tanaman tersebut berhasil dikendalikan atau justru serangan makin meluas yang butuh penangaan lebih lanjut.

"Kalau kami inginnya satu kali pengendalian sudah selesai, namun perlu diamati lagi, para petani juga harus menerapkan pengamatan rutin, pengamatan tidak hanya dengan melihat, namun dengan cara `dibyak` (daun dibuka)," katanya.

Dengan demikian, kata dia, jika masih ada populasi hama wereng yang hinggap pada tanaman, maka petugas mantri tani atau petani bisa melaporkan ke dinas atau penyuluh pertanian untuk melakukan penyemprotan pestisida.

"Kalau serangan hama tidak dikendalikan, bisa berdampak pada penurunan produksi panen nantinya, namun kalau dikendalikan masih aman, makanya kalau masih ditemukan sampaikan sedini mungkin, agar kami siapkan pestisida," katanya.

Sementara itu, ia mengatakan, lahan pertanian yang dilaporkan terkena serangan hama dan sudah dikendalikan sementara tersebut berada di wilayah Kecamatan Sanden, Kretek, Srandakan dan Bambanglipuro.

"Sebenarnya tidak semua sawah (280 hektare) ditemukan wereng coklat, namun hanya seluas 40 hektare menyebar di spot-spot, tetapi yang dikendalikan seluas 280 hektare, agar serangan tidak meluas," katanya. ***3***

(KR-HRI)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024